Jakarta, JabarNet.com- Korps PMII Puteri Jawa Barat yang dipimpin oleh Apriyanti Marwah ikut bergabung dengan sejumlah aktivis perempuan dari berbagai kampus melangsungkan melangsungkan aksi damai di depan Gedung Kemendikbud menuntut diselesaikannya kasus-kasus kekerasan seksual di ranah kampus.
“Kami datang dari Jawa Barat, bahkan ada anggota kami yang difabel dari Cirebon tidak lain karena semangat ingin menyuarakan. Kami ingin didengar, begitu pula korban. Kepada Menteri Kemendikbud RI untuk menggunakan wewenang Kemendikbud RI memecat dosen pelaku kekerasan seksual” tegas Apriyanti Marwah saat ditemui di Kemendikbud pada Senin (10/2/2020) pagi.
Dalam wawancara, Apriya menyampaikan harapan besar pada Kemendikbud RI dibawah kepemimpinan Nadiem Makarim yang dianggap progressif dengan wacana peniadaan UN dan kampus merdeka.
“Semangat Kemendikbud menggagas program nasional ‘Merdeka Belajar, Kampus Merdeka’ belum bernafas semangat bebas kekerasan seksual. Kemendikbud sepatutnya turun tangan dan secara tegas menangani kekerasan seksual di kampus dan sekolah, karena program seperti penelitian atau riset, praktik lapangan, hingga magang, yang digadang-gadang oleh Nadiem, justru tak jarang menjadi ruang terjadinya kekerasan seksual.” Ungkap Apriya.
Saat ini, jelas Apriya, memang sudah ada sejumlah kampus yang akhirnya mengeluarkan SOP atau pedoman untuk pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Namun, masih lebih banyak yang belum, serta masih adanya stigma yang buruk terhadap korban kekerasan seksual.
“Di sinilah seharusnya Kemendikbud mengambil sikap tegas untuk berpihak pada korban. Dan Menghimbau kepada seluruh civitas akademik bahwa kampus merdeka adalah kampus adalah kampus yang bebas dari kekerasan seksual” tambahnya.(rls).