DaerahJawa Barat

Ternyata Ini Faktor Penyerapan Tenaga Kerja di Karawang Rendah

Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, H. Eka Sanatha

KARAWANG, JabarNet.com – Tingginya realisasi investasi di Karawang tidak dibarengi dengan lonjakan penyerapan tenaga kerja.

Sebelumnya dikabarkan, jika Karawang, menjadi Kabupaten dengan nilai realisasi investasi tertinggi Se- Jawa Barat.

Nilai investasi Kabupaten Karawang pada triwulan ketiga mencapai Rp10,4 triliun.

Baca JugaRealisasi Investasi Karawang Triwulan Ketiga Peringkat Ke 1 di Jawa Barat, Modal Masuk Capai 10,4 Trilliun

Diketahui, realisasi investasi tersebut mengalahkan Kabupaten Bekasi dengan angka Rp7,85 triliun.

Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karawang, Eka Sanatha, melonjaknya realisasi investasi di Karawang disebabkan oleh dua faktor utama.

Pertama, karena faktor kondusifitas kawasan industri yang membuqat para investor tertarik. Kedua, faktor penunjang infrastruktur yang mendukung.

Namun, sangat disayangkan tingginya investasi di Karawang tidak dibarengi dengan jumlah penyerapan tenaga kerja yang sesuai.

Menurut Eka, hal itu dikarenakan investasi yang masuk didominasi sektor padat modal, bukan padat karya.

Padat modal, merupakan perusahaan yang bergerak di industri otomotif, kendaraan listrik.

“Karena banyak masuk investasi itu padat modal, industri menggunakan teknologi dengan tenaga kerja yang digunakan sedikit, berbeda dengan padat karya,” kata Eka, pada Jumat (4/11/2022).

Dari total capaian investasi yang masuk ke Karawang sejak Januari sampai September 2022 sebesar Rp 25 triliun, hanya menyerap 7.956 tenaga kerja.

“Investasi penanaman modal dalam negeri menyerap 1.320 tenaga kerja, sedangkan penanaman modal asing menyerap 6.636 tenaga kerja,” katanya

Investasi padat karya seperti industri tekstil sangat minim masuk ke Karawang.

“Banyak faktor minim investasi padat karya, salah satunya karena tingginya upah di Karawang dan juga harga lahan kawasan industri yang tinggi,” jelas dia.

Untuk itu, kata Eka yang juga Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, pihaknya akan berupaya mengembangkan industri kecil menengah (IKM) yang dapat mendukung industri besar.

“Misal IKM ini menyumbang pentil kendaraan atau sebagainya. Dan ini sudah barang tentu dapat menyerap tenaga kerja,” tandasnya.

Laporan: Muhtar G. Ardian

Shares:

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *