KARAWANG, JabarNet.com – Warga dari Kecamatan Tegalwaru dan Pangkalan, Kabupaten Karawang, berencana menggelar aksi demonstrasi didepan gerbang PT Juishin pada Kamis besok (17/4/2025).
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap sejumlah permasalahan infrastruktur dan aktivitas pertambangan yang dinilai merugikan masyarakat.
Bendahara Umum Forum Masyarakat Karawang Selatan, H. Ading Mulyadin, menyampaikan bahwa terdapat empat poin utama yang menjadi tuntutan warga dalam aksi ini.
“Tuntutan pertama adalah terkait rusaknya jalan Berdami-Loji. Ini yang paling mendesak karena kondisinya sangat memprihatinkan dan menghambat aktivitas warga,” ujar H. Ading, Rabu (16/4/2025).
Tuntutan kedua adalah kerusakan parah pada jalan yang menghubungkan perbatasan Kabupaten Bogor dan Karawang.
“Kondisinya sangat hancur, dan tidak ada penanganan serius sampai saat ini,” tambahnya.
Ading juga menyoroti proyek pembangunan Jembatan Bailey yang tak kunjung selesai, meskipun sebelumnya dijanjikan akan rampung dalam waktu dua minggu oleh Gubernur Jawa Barat.
“Sekarang sudah hampir dua bulan dan belum ada kejelasan kapan selesai,” tegasnya.
Tuntutan keempat, warga menolak keras aktivitas pertambangan di wilayah mereka, khususnya oleh perusahaan MPB (Mas Putra Belitung), yang merupakan subkontraktor dari PT Juishin. Lokasi tambang berada di wilayah ekologi yang rawan, dengan survei menunjukkan adanya aliran sungai di bawah area pengapuran.
“Kami menolak aktivitas pertambangan oleh MPB, terutama karena mereka menggunakan akses jalan Karawang–Loji yang merugikan warga Karawang Selatan. Kami minta mereka tidak menggunakan akses wilayah kami dan memilih jalur lain, seperti melalui Bekasi,” ungkap Ading.
Ia juga menyebut bahwa keberadaan gerbang tol Delta di jalur JAPEK 2 lebih menguntungkan wilayah Bekasi, sementara Karawang Selatan justru dirugikan karena harus menanggung dampak kerusakan infrastruktur akibat lalu lintas kendaraan berat.
“Karawang tidak mendapat keuntungan apa pun dari aktivitas ini. Justru kerusakan jalan dan terganggunya lingkungan makin parah. Itu inti tuntutan kami,” pungkasnya