Karawang, JabarNet.com – Pertanian Kabupaten Karawang khususnya saat ini sedang dihadapkan dengan persoalan langkanya pupuk bersubsidi berjenis urea. Dampak dari hal itu para petani mengeluh dan mengaku khawatir akan gagal panen.
Menjelaskan persoalan itu, Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kabupaten Karawang Hanafi Chaniago mengatakan kelangkaan terjadi bukan saja terjadi di Karawang, namun terjadi di seluruh Indonesia. Penyebabnya adalah karena pupuk bersubsidi tidak dapat memenuhi kebutuhan di seluruh Indonesia.
“Yah betul kang info langka nya pupuk bersubsidi sudah kita ketahui, karena memang dari kelangkaan tersebut kuota pupuk bersubsidi tidak terpenuhi di seluruh Indonesia termasuk Karawang,” Ujar Hanafi saat dikonfirmasi JabarNet.com melalui telepon Cellulernya, Rabu (26/08/20).
Sementara disampaikan Hanafi, dari data kebutuhan pupuk untuk Kabupaten Karawang terjadi ketimpangan, kuota yang diberikan sangat jauh dari kebutuhan para petani Karawang.
“Kebutuhan pupuk di Kabupaten Karawang menurut data yang kita miliki adalah, untuk urea 56.845 ton, SP-36 25.064 ton dan NPK 31.876 ton. Sedangkan Kouta yg ada untuk Urea 38.890 ton, SP-36 6.623 ton dan NPK 23.500 ton,” terangnya.
Namun, sebagai bentuk upaya menutupi kekurangan, Distan Karawang sudah mengajukan usulan kepada Pemerintah Provinsi dan Pusat, agar dibeikan penambahan quota pupuk sesuai yang kebutuhan.
“Kita sudah usulkan ke provinsi dan pusat, selain dorongan tambahan quota pupuk subsidi, penggunaan pupuk nonsubsidi dan pupuk organik, karena quota yang masih ada sisa 10 persen sampai bulan Juli pupuk urea sudah terserap 89 persen,” tandasnya. (Wan)