KARAWANG, – Komisi II DPRD Kabupaten Karawang melalui Bidang Pendapatan menilai kinerja eksekutif sampai dengan saat ini masih belum maksimal. Pasalnya pendapatan yang terserap saat ini baru sampai diangka 86 persen dari target 1, 4 Triliun.
Tentunya hal ini harus dimaksimalkan oleh jajaran Pemerintah Daerah, oleh Bupati melalui OPD terkait baik itu pajak retribusi atau pendapatan lainnya harus dimaksimalkan,” ucap Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Karawang Danu Hamidi mengatakan kepada kutipan.co.id usai acara Paripurna di Gedung DPRD Karawang, Jumat (13/7) lalu.
Kenapa ini harus di maksimalkan, Lanjut Danu Hamidi menyampaikan, karena dalam membangun itu tentunya kita akan membutuhkan anggaran,”kita tidak akan bisa memaksimalkan pembangunan kalau tidak ada uang, dan yang bebas kita bangun itu adalah anggaran dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Nanti jelas akan kita hitung, berarti kalau misalnya target saat ini hanya mencapai 86 persen, itu berarti pendapatan hanya 1,2 Trilun. Nah pastinya pembangunan ini tidak akan berjalan maksimal,”ungkapnya terlihat tidak yakin.
Ternyata setelah kita cek kelapangan saat sidak kemarin, Danu menjelaskan, kegiatan itu kan ada progres. Nah progres ini tadi sesuai dengan hasil pandangan, rekomendasi badan anggaran, kemudian rekan-rekan di fraksi juga menyampaikan pandangannya, jangan sampai pembangunan-pembangunan ini tertunda lagi.
Ditahun 2019 ini semua pembangunan monumental dari Pemda 2, Lapang Karangpawitan, Gor Panathayuda, jalan Interchange Karawang barat dan juga Rumah Dinas Bupati yang dimungkinkan akan menjadi galeri harus benar-benar dilaksanakan.
“Jadi kalau misalnya nanti semua pembangunan ini tertunda lagi, mungkin bisa masuk di Multiyus tahun 2020. “Sedangkan, yang masih Jadi bahan pertanyaan saat ini, mereka harus membuktikan bisa tidak penyampaian target anggarannya tercapai.
“Sedangkan pendapatan kita saat ini belum maksimal, sementara kita membutuhkan anggaran yang cukup besar,”ucap Danu terlihat penasaran.
Ia juga menyampaikan, lihat saja di Pemda 2. Untuk kebutuhan penggantian ME itu kan kemarin mencapai 3 Miliar, sementara ini pendapatan anggaran baru ada angka 1,9 Miliar, belum lagi kita lihat kondisi saat ini.
Tentunya perlu adanya perbaikan-perbaikan yang lumayan akan menghabiskan anggaran yang besar, jadi Pemda 2 itu tidak hanya cerita ini 1,1 Miliar saja, berarti ini harus dibetul-betul dirinci, berapa semua kebutuhan itu.
Memang mereka punya perencanaannya itu bertahap. Tahun ini sekian persen, tahun berikutnya sekian persen. Nah yang kami harapkan, kita jangan membuat pembangunan perencanaan yang banyak. Akan tetapi, kita selesaikan dulu secara bertahap, mana yang harus dijadikan skala prioritas.
Contoh misalnya Pemda 2 selesaikan dulu. Kemudian bergeser ke Lapangan Karangpawitan, dan perlu anggaran berapa miliar itu. Lalu anggaran tersebut sesuai dengan perencanaannya dan usahakan diselesaikan dulu.
Kemudian nanti bergeser lagi, mau ke pembangunan yang mana ?, misalkan pelaksanaan Interchange Karawang barat, selesaikan dulu itu. Jadi yang terjadi saat ini pembangunan yang satu saja belum selesai, ingin membangun lagi, yang akhirnya semua berada di tengah-tengah.
Nah itulah yang saat ini menjadikan catatan di Badan Anggaran dan seluruh fraksi, kalau di pribahasa kan eksekutif ini seperti “ngarawu ku siku lah” ingin membangun banyak, ingin meraih banyak, sementara keinginan tidak seimbang dengan kemampuan,”bebernya.
Lanjutnya, nanti kita lihat saja di perubahan anggaran seperti apa, contoh kebutuhan anggaran kemarin kan sudah muncul, tapi saat ini memang masih kurang. Angggaran untuk Pemda 2 saja belum jelas, rincian kekurangan ini sebenarnya berapa?.
Ditanya akan lebih selektif kah untuk dana anggaran kedepan, Danu mengatakan, nanti akan kita lihat dan lebih selektif lagi dari anggaran yang diajukan oleh Dinas melaui TAPD itu seperti apa,”pungkasnya(red/Joe).