DaerahJawa Barat

IPPK Sambut Baik Rencana Bupati Aep Bangun Pasar Karawang Tidak BOT: Asal Pembangunan Tidak Molor

KARAWANG, JabarNet.com– IPPK ( Ikatan Pedagang Pasar Karawang ) menyambut baik keinginan Bupati Karawang H. Aep Syaepulloh membangun pasar tidak dengan sistem BOT ( Build Operate and Tranfer ).

” Kalau keinginan Bupati Aep yang notabene Pemkab Karawang ingin bangun pasar tidak dengan BOT,  ya Alhamdulilah kami merasa bangga justru itu keinginan para pedagang,” ungkap Asep Kurniawan Ketua IPPK, kepada JabarNet.com, minggu (31/3).

Namun sejauh ini dikatakan Askur sapaan akrab Asep Kurniawan para pedagang belum menerima informasi dari Disperindag kapan pembangunan pasar baru Karawang akan dilakukan.

” Sampai saat ini informasi kapan dibangunnya belum kami terima,” ucapnya.

Baca juga : Bupati Aep Tidak Ingin Pasar Baru Karawang Dibangun dengan Sistem BOT: Udah Pake Uang Pemda Aja Kasihan Pedagang Kecil

Ditanya soal jumlah para pedagang, Askur menyebut untuk kios saat ini ada 500 kios, belum lagi Pedagang Kaki Lima ( PKL )

” Untuk.pedagang eksiting yang punya kios 225, kalau PKL itu jumlahnya fluktuatif tapi kalau dihitung sekitar 300 PKL, makanya harapan saya ke Bupati kalau pasar ini mau dibangun saya mohon tidak ada lagi PKL tetapi PKL ini harus masuk semua kekios,” kata Askur.

Menurut Askur sepengatahuan dirinya pembangunan pasar dengan sistem BOT di Karawang diduga selalu bermasalah yang akhirnya para pedagang menjadi korban.

” BOT di Karawang selalu bermasalah ini menurut saya, dari segi pedagang selalu jadi korban, dari segi PAD tidak signifikan, tetapi bisa saja di BOT kecuali Pemkab Karawang ada inovasi memilih perusahaan yang layak biasa mengelola pasar, tidak seperti sekarang ini di Karawang kebanyakan para pengelola pasar yang di BOT kan bukan perusahaan dibidang pasar tetapi developer pengembang perumahan yang tidak paham karakteristik pasar dan pedagang, makanya selalu bermasalah,” katanya.

Askur menyarankan,  jika nanti pasar baru Karawang dibangun baiknya untuk relokasi para pedagang tidak jauh dari lokasi.

” Saya inginkan nanti relokasi pedagang disekitar pasar aja, sebab saya dulu pernah mafing disekitar pasar cukup kok ada lahan dibelakang pasar,” terang Askur.

” Dan yang kedua saya minta ke Pemda dalam pembangunan nanti tidak molor waktunya, misalkan target pembangunan 3 tahun selesai yah harus selesai, jangan sampai ada perpanjang waktu, yang nantinya mengakibatkan pedagang banyak ngeluh karena direlokasi itu pendapatan pedagang 70 persen akan hilang itu udah pasti” tandasnya.(Wan)

Shares:

Related Posts