KARAWANG, JabarNet.com-Datangi Gedung Pemkab Karawang, ratusan warga Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan mengeluhkan ganti rugi untuk lahan yang akan digunakan untuk jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) 2 Selatan kepada Sekda Acep Jamhuri mewakili Pemerintah Daerah.
Hal itu setelah, warga yang didominasi ‘emak-emak’ itu diajak rapat dengar pendapat (RDP) difasilitasi oleh DPRD Karawang dengan tim apresial dan BPN Karawang tidak sesuai rencana. Pasalnya, tim apresial dan BPN yang diudang oleh para wakil rakyat tidak hadir dalam RDP itu.
Kecewa yang hanya dihadiri oleh para anggota dewan dan dinas terkait, warga langsung mendatangi gedung Pemkab yang satu komplek dengan gedung DPRD Karawang. Saat didepan gedung Pemkab, warga diterima langsung oleh Sekda Karawang, Acep Jamhuri, Selasa (23/03/2021).
Salah seorang warga Tamansari, Ida Nurlaela mengatakan, pihaknya datang kesini sebenarnya atas undangan dari DPRD untuk melakukan rapat dengar pendapat, akan tetapi yang datang hanya dari dinas dan DPRD saja. Sementara yang berwenang terkait ganti rugi lahan untuk tol Japek 2 itu adalah BPN dan tim apresial.
Namun, ketika dihubungi oleh Ketua Komisi 1 DPRD, BPN berkilah jika tidak ada undangan. “Kami hanya minta ganti rugi tanah yang bakal dibangun tol Japek 2, sebab ganti ruginya tidak layak. Harga yang tawar itu bervariasi mulai dari Rp 200 ribu dan yang paling mahal itu 600 ribu,” kata Ida.
Senada, Ketua Paguyuban Warga Tamansari, Didin Muchtar menyatakan jika harga itu tidak layak, meskipun pihaknya tidak minta ganti rugi puluhan juta per meternya.
“Kami hanya minta dibayar dengan layak saja, sebab harga pasar disana (Tamansari) sudah Rp 1,6 juta permeternya, ” katanya.
Oleh sebab itu, lanjut Didin, semua warga yang terdampak sudah sepakat bakal bertahan dan tidak akan menerima ganti rugi. Bahkan kalaupun harus ke jalur pengadilan. “Bagaimana kami bisa membeli lahan baru jika diberikan ganti rugi hanya Rp 200 sampai 600. Sebab tahun 2012 saja harga tanah di Tamansari sudah Rp1,6 juta? ” tanyanya.
Menurut Didin, KJPP yang merupakan tim apresial dan BPN terkesan sudah melecehkan institusi DPRD Karawang, karena diundang secara resmi tapi tidak hadir. “Oleh sebab itu, kami juga berharap Pemkab juga ikut memfasilitasi keadilan agar warga dibayar dengan layak,” tandasnya.
Sementara itu, Sekda Karawang, Acep Jamhuri menyatakan jika warga menilai tanah itu tidak layak. Padahal Presiden Jokowi menyatakan jika akan ganti untung ketika ada proyek strategis nasional. Tapi dilapangan masih ada ganti rugi. “Kedepan kami siap memfasilitasi keluhan warga dengan memanggil pihak-pihak terkait, ” kata Acep dihadapan warga.(Wan).