KARAWANG, JabarNet.com- Sejumlah faktor menjadi pemicu bobroknya mental dan moral siswa di Karawang sehingga berujung terhadap terbentuknya prilaku premanisme, salah satunya adalah minimnya penerapan pembelajaran agama.
Perspektif tersebut diungkapkan tokoh agama Karawang sekaligus Ketua Nahdlatul Ulma (NU) Kabupaten Karawang H Ahmad Ruhiyat menyikapi terjadinya peristiwa tawuran siswa di Karawang, terakhir tawuran sejumlah siswa SMP di Cilamaya yang sebabkan siswa SMP N 1 Cilamaya dilarikan ke Rumah Sakit.
“Ada sistem pendidikan yang kurang menerapkan agama sebagai pelajaran secara maksimal,” ujar Kang Uyan sapaan akrab Ahmad Ruhiyat, saat diwawancara JabarNet.com dikantornya, Kamis (30/09).
“Seperti kita ketahui di sekolah saat ini pelajaran agama hanya dua jam saja,” imbuhnya.
Lebih lanjut faktor lain mental siswa bobrok, kata kang Uyan adalah fasilitas berupa transportasi, yang justru direspon pihak sekolah dengan bangunkan tempat parkir kendaraan siswa.
“Coba kita liahat apakah siswa SMP sudah diperbolehkan mempergunakan kendaraan roda dua atau bahkan roda 4. Seperti kita lihat hari ini orang tua kebanyakan memberikan fasilitas kendaraan kepada anaknya untuk sekolah, dan ini direspon oleh sekolah dengan membuat tempat parkir. Pihak kepolisian pun seperti yang tutup mata dengan keadaan ini,” kata kang Uyan.
Dampak dari fasilitas itu, lanjut kang Uyan, seperti yang terjadi saat ini, kenakalan remaja merajalela.
“Disaat anak seumur itu, dengan jiwa muda yang ingin selalu eksis, dengam diberi fasilitas yang tidak terkontrol justru akan berakibat negatif, seperti tawuran yang terjadi di Cilamaya akhir – akhir ini,” katanya.
Maka atas dasar itu, kang Uyan memberikan saran agar pelajaran agama diperbanyak di sekolah, selain itu alternatif pendidikan pondok pesantren perlu diyakini akan membentuk SDM yang mempuni karena ditopang ahlak dari didikan agama sebagai dasar pendidikan utama.
“Orang tua tidak harus takut untuk menitipkan anaknya menimba ilmu di pondok pesantren, hari ini pesantren juga ada sekolahnya kok, karena di pesantren seorang anak akan dipupuk bukan hanya oleh pengetahuan umum, namun juga oleh pendidikan agama, sebagai dasar pembentuk ahlak yang baik,” tandasnya. (IT)