Laporan : Saifal
KBB, Waduk Cirata yang terletak di tiga kabupaten yakni Bandung Barat, Cianjur, dan Purwakarta saat ini telah memasuki usianya yang ke-30. Sebelumnya, waduk yang memiliki luas area hingga 7.111 hektar dan luas genangan 6.200 hektar tersebut dibangun pada rentang waktu 1984-1988.
Pembangunan Waduk Cirata meliputi tiga proses di antaranya excavation (ledakan pertama dan peletakan batu), embankment (penumpukan batu), hingga impounding (pengisian air). Ketika itu, proses peletakan dan penumpukan batu diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.
Ditemui disela berlangsungnya kegiatan peringatan 30 tahun pengabdian Waduk Cirata, Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa-Bali Iwan Agung Firstantara mengaku berbagai tantangan telah dihadapi selama 30 tahun mengelola Waduk Cirata.
Iwan menegaskan dinamika yang terjadi selalu dihadapi dengan cara memberi penjelasan jika perawatan yang dilakukan sudah memenuhi standar internasional dan melalui berbagai asesmen. Iwan pun menegaskan akan merawat segala yang telah dimulai oleh para pendahulunya.
“Selama tiga puluh tahun mengelola waduk ini banyak tantangannya. Ini adalah tantangan tersendiri. Tapi apa yang sudah dibangun oleh para pendahulu akan kita rawat dengan sebaik-baiknya,” kata Iwan di Waduk Cirata, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (21/11/2018).
Iwan menyebut jika saat ini pengoperasian yang dilakukan bertahap semakin membaik. Hal tersebut, sambung dia, dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan sebagai PLTA terbaik dari PLN.
“PLTA yang kita operasikan semakin lama semakin bagus. Ini kebanggaan kita. Sampai mendapat predikat PLTA terbaik dari PLN,” ucap Iwan.
Senada dengan pendapat tersebut, Kepala Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) Wawan Darmawan mengatakan kemajuan yang terasa terutama tampak pada teknologi yang digunakan untuk melakukan pengawasan.
Jika sebelumnya pengawasan dilakukan dengan cara manual, maka saat ini pengawasan dilakukan dengan teknologi kekinian yaitu online.
“Jadi, teknologi sekarang sudah berkembang. Dulu kita melakukan monitoring secara manual, sekarang kita melakukan dengan online. Kita saat ini sudah menyimpan peralatan dengan teknologi tinggi,” kata Wawan.
Sementara itu, General Manager Unit Pengembangan PLTA Cirata Muhammad Munir mengemukakan memasuki umur 30 pun PLTA Cirata terbukti masih bisa diandalkan dengan pemeliharaan aset fisik maupun human kapitalnya.
“Umur yang seperempat abadnya, apakah masih handal? Sekarang kami membuktikan bahwa hingga saat ini kami masih memelihara dengan baik. Kita tidak hanya memelihara aset fisik saja tapi juga human kapital,” ungkap Munir.