DaerahJawa Barat

Aksi Cepat Tanggap Launching Gerakan Sedekah Pangan Nasional


KARAWANG, JabarNet.com – 16 tahun di lini terdepan, lebih dari 55 juta penerima manfaat diseluruh penjuru negeri dan juga lebih dari 72 negara, dan telah melakukan hal kemanusiaan & ke relawan lebih dari 320 ribu aksi yang melibatkan lebih dari 580 ribu relawan.

Kemudian dari campaign ini akan terkirim 100 ribu ton beras wakaf dan juga 1 juta karton air minum wakaf.

Aksi Cepat Tanggap (ACT) Launching Gerakan Sedekah Pangan Nasional (GSPN) yang berlangsung via virtual dan offline di Gedung WDC (Wakaf Distribution Center), Desa Kranggan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Selasa (23/2/21).

Presiden Global Wakaf Foundation M.Imam Akbari saat memberikan sambutan dan mengatakan bahwa wakaf ini adalah risalah titah illahiyah yang luar biasa sebagai kata kunci kejayaan peradaban umat dari sejak sama Rosulullah SAW, para sahabat, hingga terakhir Turki Ustmani, kemudian berkembang ke berbagai dunia namun belum di optimalkan sebagai sebuah gerakan ekonomi produktif yang harusnya bisa memberikan solusi komprehensif atas segala permasalahan yang timbul di masyarakat khususnya problematika kemiskinan.

“Hari ini menjadi bahaya laten buat umat, buat bangsa dan harus kita solusi dengan solusi terbaik, dan tidak ada solusi terbaik selain solusi dari-NYA, selain solusi dari yang menciptakan kehidupan ini, yang menciptakan alam semesta, yang paling tahu bagaimana manusia harusnya berkarya bagaimana manusia harus bergerak, bagaimana manusia sesamanya harus saling membantu dan berbagi”, Ucap M. Imam Akbari.

Menurutnya wakaf adalah kunci bagaimana kejayaan ekonomi produktif ini harus benar-benar kita bangun dan WDC dengan segenap fasilitasnya dan dukungan dari sahabat wakaf dimanapun berada.

“semoga Allah SWT memberkahi kita semua dan membalas setiap kebaikan para sahabat wakaf dengan kebaikan yang tak terhenti walaupun kita sudah berpulang”, Tuturnya

Pangan adalah kebutuhan dasar dan ketika problematika kemiskinan kemudian pandemi yang mungkin sudah hampir 1 tahun terjadi tidak hanya di bangsa kita juga menimpa saudara kita di berbagai belahan dunia.

“Dalam indeks dunia Indonesia di posisi 60 dari 67 negara, kita di posisi yang jauh dari negara Afrika sekalipun, padahal negeri kita negeri yang gemah ripah lo jinawi, maka ini adalah momentum kita bangkit dan wakaf adalah solusinya”, tambahnya.

Ahyudin selaku Ketua Dewan pembina ACT menjelaskan dalam sambutannya bahwa hari ini bukan cuma bangsa kita yang menghadapi banyak masalah, dunia sedang dalam lilitan persoalan yang luar biasa, sesungguhnya apapun yang menimpa dunia dan bangsa ini sesungguhnya di perbuat manusia sendiri.

” kami sebagai lembaga kemanusiaan terus merenungi perjalanan agenda kemanusiaan, dan alhamduli kami punya keyakinan yang baru biar lebih menyemangati, ” Ujarnya.

“Kalau penyakit peradaban saat ini bahkan persoalan bangsa ini tidak ditemukan jawabannya maka kita perlu mengimpor jawaban itu dari langit. Itulah sebabnya narasi sedekah sebagai sebuah instrumen langit yang sesungguhnya sangat luar biasa untuk menjadi solusi bukan solusi persoalan teknis bukan sekedar persoalan lokal tapi solusi kehidupan itu sendiri”, Ucap Ahyudin.

Kemudian Ahyudin juga menambahkan, bahwa tidak ada obat yang ampuh untuk semua jenis penyakit termasuk penyakit peradaban bangsa maka jawabannya itu sedekah. Sedekah modal untuk membangun peradaban oleh karena itu hadirnya kembali berbagai gerakan, seperti yang saat ini kami lakukan, betapa spirit membangun peradaban yang lebih baik membantu solusi persoalan bangsa ini harus dilakukan se intens mungkin.

“Kami hadirkan gerakan sedekah pangan nasional, bukan gerakan nasional sedekah pangan. Sebab kalau narasinya diawali gerakan nasional politik itu udah, sudah terlalu banyak gerakan nasional, maka kami tidak mengawali narasi tema gerakan ini dengan gerakan nasional tapi gerakan sedekah pangan nasional. Nanti di jawa barat akan menjadi gerakan sedekah pangan Jawa Barat, di Bogor akan menjadi gerakan sedekah pangan Bogor”, Ucapnya.

Gerakan adalah karakter dari amal, amal yang tidak bergerak bukanlah amal yang baik dan mungkin saja amal ini tertolak oleh Allah SWT. Pandemi sekalipun kesempatan besar untuk bergerak bukan untuk diam, yang bergerak bukan kaki dan tangan saja, gerakan yang harus lebih diutamakan itu bagaimana hati, pikiran, nurani dan perasaan ini bergerak, lalu kemudian tidak bisa dibendung lagi bagaimana tangan dan kaki terus bergerak, sehingga corona lama-lama malu di Indonesia”, Tutup pungkasnya, (mar).

Shares:

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *