DaerahJawa Barat

PHE ONWJ Inovasi Ban Bekas Dijadikan Pemecah Ombak Tangani Abrasi di Pantai Ciparage Karawang

KARAWANG, JabarNet.com- PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi (Migas) lepas pantai.

Diketahui Wilayah kerja PHE ONWJ berada di Blok ONWJ yang membentang dari Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) sampai ke Cirebon Utara (Jawa Barat). Luas wilayah kerja PHE ONWJ mencapai luas 8.279,29 kilometer persegi.

PHE ONWJ menjalankan kegiatan eksplorasi dam produksi minyak dan gas dengan operasi yang handal, aman dan ramah lingkungan.

Tidak hanya fokus kepada produksi, senada dengan operasi ramah lingkungan PHEONWJ melalui program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) untuk masyarakat khususnya di Kabupaten Karawang tepatnya di pantai Ciparage dusun Muara 1 Desa Ciparage, Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang, PHEONWJ inovasi tangani abrasi dengan menjadikan ban bekas motor untuk menahan ombak atau yang disebut Appostrap (Alat Pemecah, Peredam Ombak, dan Perangkap Sedimentrap).

Pemasangan Appostrap sudah dilakukan PHEONWJ sejak tahun 2020 lalu dengan melibatkan masyarakat setempat binaan PHEONWJ dinamakan Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (KKPMP) Desa Ciparage.

Dalam kesempatan Satrio Firdauzi Rojak,  Ketua Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (KKPMP) Desa Ciparage, menceritakan abrasi di Ciparage cukup luas ditahun 2019, sehingga ada inisiatif pemasangan Appostrap untuk penanganan abrasi, sebelumnya hasil kesepakatan musyawarah.

” Appo sudah dipasang didua dusun dengan panjang 800 meter selama 4 tahun, dan alhamdulillah dengan pemasangan appo ini tanah timbul bertambah, dan pemukiman jadi aman, pemasangan appo lebih efektif untuk tangani abrasi,” singkat Satrio.

Ditempat yang sama Iman Teguh Penanggung Jawab Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) PHE ONWJ (Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java) menambahkan, yang terdampak abrasi di desa Ciparage ada 3 dusun yaitu dusun Muara 1, Muara 2, dan Pulo Mulya.

Sehingga hal inilah PHEONWJ bersama KKPMP bergerak tangani abrasi di pantai Ciparage.

” Sejak tahun 2020 kita fokus penanganan abrasi, pemasangan ban ini tidak terstruktur dulu memasang ban mobil yang cukup besar tapi hancur kembali, kemudian dilakukan perangkaian metode appostrap, saat itu posisi ombak sampai rumah warga, nah ternyata dengan pemasangan appostrap ini cukup efektif semua sedimentasi yang dibawa gelomban itu terperangkap didalamnya menjadi daratan,” ungkapnya.

Inovasi yang dinilai efektif ini, PHEONWJ kembali melanjutkan Appostrap sepanjang 800 Meter.

” Ditahun 2022 appostrap kita coba dimodifikasi bentuknya segitiga karena lebih efektif, posisi segitiga ini sudah kita patenkan ditiga lokasi ” katanya.

” Ditahun lalu kita coba lakukan penelitian  dengan posisi gelombang yang tinggi pemasangan pasak oleh masyarakat tidak terlalu kuat, kemarin juga kita lakukan analisis penelitian dengan Perguruan tinggi ITS Surabaya terkait kekuatan Appo dan berapa banyak pasak yang harus dipasang, kedepannya akan dimodifikasi yang mudah-mudahan Appostrap ini lebih kuat, dengan posisi seperti ini cukup dan bermanfaat untuk masyarakat sedimentasinya lebih kuat dan semua lebih aman,” bebernya.

Sejauh ini dikatakan Iman, pihak PHEONWJ telah melakukan program penanaman mangrove berhadapan langsung dengan gelombang besar untuk penanganan abrasi, namun tidak efektif.

” Semua mangrove tidak ada yang tumbuh karena berhadapan dengan gelombang besar, bibit yang kita tanam karena kurang kuat akarnya jadi tergerus dan biasanya mati, disini tidak cocok ditanam mangrove karena sedimennya dominan patahan karang,” jelasnya.

Untuk penangan abrasi, pemasangan appostrap oleh PHEONWJ bukan hanya dipantai Ciparage melainkan ada dibeberapa tempat diantaranya di Pasir putih.

” Terus di Subang daerah Mayangan dan di Indramayu dilakukan dibalongan, rata’-rata pemasangan appostrap ini cukup efektif menahan gelombang dan sedimentasi yang cukup banyak,” terangnya.

Iman mengatakan setiap program pembuatan appostrap segitiga dibutuhkan 10.000 ban menghasilkan untuk 100 meter.

” Ban-ban ini didapat dari masyarakat yang melakukan pengumpulan nanti kita beli tidak gratis, badget pembeliannya dari setiap program,” pungkasnya.

Shares:

Related Posts