KARAWANG, JabarNet.com- Ketua Persatuan Pedalangan Kabupaten Karawang menyatakan Karawang menjadi contoh projek dalam bidang pedalangan di Provinsi Jawa Barat.
Seluruh dalang saat ini pun telah mendapatkan pembinaan dari pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang,
Sekarang ini pun telah bermunculan dalang cilik sebagai bentuk regenerasi
“Kalau menurut data ada 83 dalang dari yang aktif, tidak aktif dan kurang aktif. di kita di bagi-bagi, ada yang dalang bocah, dalang remaja dan ada yang dalang dewasa, Sekarang kita lagi membina semua dalang, dalang anak-anak di Karawang ini sudah mulai tumbuh. Satu-satunya Kabupaten yang menjadi pilot project untuk persatuan pedalangan, kita paling banyak punya dalang dari kabupaten yang lain,” ungkap Waya Karmila, Ketua Persatuan Pedalangan Kabupaten Karawang, (3/3).
Baca Juga : Harumkan Nama Karawang, Akmal Nurwenda Raih Dalang Muda Terbaik Tingkat Nasional 2020
Selain padepokan dalang, Karawang pun memiliki padepokan wayang. Pada (19/3) akan dilaksanakan pagelaran gelar karya dalang remaja di Padepokan Cinta Kumara Tiga, Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat.
” Sekarang ini jumlah padepokan yang masih memberikan latihan ada sebanyak 10 tempat,” ucapnya.
Waya mengatakan, pembinaan bukan hanya dari kemampuan saja, namun juga di berikan pembinaan dari sisi mental. Hal ini bertujuan agar para seniman tidak terlalu bergantung hidup di kesenian, namun hanya sebagai hobi yang dapat menghasilkan.
“Nanti tanggal 19 ada pagelaran dari dalang remaja. Saat ini terdapat 10 padepokan wayang yang masih terdapat latihan. Saya suka mengumpulkan para dalang untuk kita, selain binaan untuk cara wayang tapi juga binaan tentang organisasinya dan pendekatan pribadinya,” katanya.
” Artinya jangan terlalu menggantungkan kepada kesenian wayang hanya sebagai hobi yang bisa menghasilkan,” ujarnya.
Lanjut Waya, saat ini mental seluruh dalang di Karawang waktu pementasan telah bagus, dikarenakan proses latihan yang dilakukan setiap hari.
” Hal yang perlu ditingkatkan yakni meningkatkan panggung untuk bentuk ekspresi para seniman,” terangnya.
Ia mengakui pasca Covid 19 saat ini belum terdapat panggung yang tersedia bagi dalang lokal. Saat ini harga dalang lokal untuk satu pagelaran sebesar 15 juta dan untuk dari Bandung sebesar 85 juta.
“Kalau mental panggung sekarang bagus-bagus dari dalang anak-anak sampai dewasa karena memang latihannya setiap hari. Latihannya bisa lihat dari media sosial untuk sekarang, yang ditingkatkan pepanggungan kalau tidak ada panggung akan turun karena tidak bisa mengekspresikan,” imbuhnya.
Waya juga menyampaikan, Persyaratan bagi dalang yang ingin memiliki surat izin padepokan berupa surat izin domisil yang telah ditandatangi oleh beberapa petugas.
Selanjutnya akan di verifikasi oleh petugas. Ia memaparkan minimal memiliki satu set peralatan pementasan. Setelah itu pembuatan proposal pengajuan, kemudian di proses oleh organisasi sebelum di ajukan kepasa dinas pariwisata dan kebudayaan.
“Gampang, harus jadi dalang dulu kalau bukan dalang nggak bisa buka padepokan, Pembukaan padepokan di disparbud tidak bayar, ada petugas kita di setiap kecamatan. Pertama ijin domisili yang ditandatangani oleh kepala desa, camat dan pengurus kebudayaan namanya pengurus ranting yang menjadi mitra kerja dinas pariwisata dan kebudayaan. Setelah itu di verifikasi oleh petugas di lapangan terkait alat main dalangnya,” tutupnya. (red)