KARAWANG, JabarNet.com – Gerakan membuat mosi tidak percaya terhadap calon Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Kabupaten Karawang, Dedi Rustandi, S.E, M.M, bergulir pasca perebutan posisi Sekretaris DPC PPP Kabupaten Karawang berlangsung.
Padahal hasil Muscab yang digelar beberapa waktu lalu sudah final, Dedi Rustandi sebagai Calon Ketua dan Lili Gozali Sebagai Sekretaris DPC PPP Kabupaten Karawang, namun pasca itu muncul nama Yani, ingin menempati posisi Sekretaris DPC PPP Kabupaten Karawang.
Gerakan membuat mosi tidak percaya oleh salah satu pihak tersebut makin santer digulirkan, pasca pertemuan sebanyak 17 PAC di salah satu Rumah Makan yang ada di Karawang.
Namun upaya tidak terpuji tersebut justru mendapat penolakan keras dari sejumlah Pengurus Anak Cabang (PAC) PPP, salah satunya PAC PPP Karawang Barat yang dengat tegas menolak pihak yang ingin menghancurkan PPP, termasuk membuat mosi tidak percaya terhadap calon Ketua hasil Muscab.
“Saya siap menjadi garda terdepan menghalau orang – orang yang ingin menghancurkan PPP Karawang,” tegas Sekretaris PAC PPP Karawang Barat, Agus Jaenul Zaman kepada JabarNet.com, Rabu (17/11).
Menurut Agus, hasil Muscab PPP yang digelar di RM Sindang Reret sudah jelas dan merupakan hasil final, menunjuk Dedi Rustandi sebagai calon Ketua DPC Partai berlambang Ka’bah tersebut.
“Kan hasil Muscab yang kemarin saya ikuti sudah sangat jelas jika Derus (sapaan akrab Dedi Rustandi – red) sebagai Ketua DPC PPP selanjutnya, dan itu bagi saya sudah final, kenapa ada pihak – pihak yang ingin menghancurkan PPP,” katanya.
Lebih lanjut Agus juga menceritakan, jika dirinya didatangi seseorang yang meminta dirinya ikut menandatangani mosi tidak percaya dan dijanjikan akan diberi nominal uang yang tak seberapa nilainya kepada dirinya, atas hal itu Agus dengan tegas menolaknya, karena bagi dirinya PPP adalah napas perjuangan yang tidak bisa dibeli dengan uang.
“Nanaonan ari maneh, emang aing arek bisa dibeuli ku duit, bagi diri aing PPP nafas perjuangan aing jeung leluhur aing (Apa – apaan kamu, memangnya saya bisa dibeli oleh uang, bagi saya PPP adalah nafas perjuangan saya dan leluhur saya),” kata Agus dengan nada tegas, dan tersinggung terhadap seseorang yang meminta tandatangan dan akan memberinya uang.
Bagi dirinya selain sebagai nafas perjuangan, keberadaan Agus di PPP bukan atas kepentingan, tapi iklas pengabdian, dan Agus menyebut dirinya loyalis PPP.
“Saya ini loyalis PPP dari dulu dari sejak nenek moyang saya, saya mengabdi ikhlas di PPP, jadi jika ada yang mau rusak PPP siap berhadapan dengan saya,” tandasnya. (red)