Laporan : Saifal
Bandung, – Program citarum harum merupakan upaya pemerintah untuk mengembalikan sungai citarum seperti dahulu. Kehadiran satgas citarum harum untuk mewujudkan citarum yang seperti sediakala.
Namun tidak semudah itu, pada kenyataannya limbah yang terbuang di sungai Citarum ini bukan hanya disebabkan oleh perubahan, namun juga oleh masyarakat.
Menyikapi hal itu, sekitar 90 orang lebih mahasiswa dari Politeknik TEDC Bandung yang terbagi tiga kelompok melakukan edukasi terhadap masyarakat di Desa Lagadar, Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Desa ini dipilih oleh para mahasiwa ini karena terdapat banyak aliran anak sungai Citarum hingga mengalir ke hilir Citarum.
Selain melakukan edukasi pada orang tua mahasiswa ini juga memberikan edukasi akan bahaya membuang limbah ke sungai Citarum, menurut para mahasiwa ini, melakukan edukasi kepada pelajar atau siswa sejak dini perlu dilakukan, sebab jika orang tua mereka membuang sampah maka anak-anak mereka lah yang akan mengingatkan pada orang tua mereka, dan hal itu dianggap bisa menjadi pamungkas dalam emngingatkan orang tua mereka.
Menurut Ujang Syarif Hidayatullah, salah seorang Mahasiswa Politeknik TEDC Bandung, Citarum ini merupakan sumber kehidupan masyarakat di pulau Jawa bahkan juga Bali sehinggga sangat penting sekali untuk dilestarikan. Dalam pelatihan atau edukasi yang mereka berikan, para mahasiwa ini mengajarkan anak-anak memilah sampa organik dan an-organik.
“Citarum ini merupakan sumber kehidupan masyarakat di Jawa Barat, bahakan juga Pulau Bali yang mendapat suplai Listrik dari PLTA Saguling dan Cirata, maka sangat penting kita untuk merawatnya, kita disini mengedukasi anak-anak atau pelajar untuk tidak membuang sampah pada aliran sungai citarum ini” Katanya di Lagadar, Kamis, (6/12/18).
Dirinya berharap setelah anak-anak ini diberi pemahaman mereka dapat menerapkannya bahkan mengingatkan juga kepada orang tua mereka agar tidak membuang sampah sembarangan terlebih lagi di sungai Citarum.
“Kita berharap setelah mereka kita berikan edukasi dapat mereka aplikasikan dan bahkan mengingatkan kepada orang tua mereka pentingnya merawat citarum,” pungkasnya.
Di Kampul Politeknik TEDC ini sendiri memiliki beberapa jurusan teknik sehingga semua keahlian mereka digunakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Lagadar ini, misalnya saja jurusan Teknik Kimia yang memberikan edukasi bagaimana menbuat sabun padat dari sisa minyak jelantah dan ampas tebu.
Lusi Marlina salah satu dosen pembibing mahasiwa mengatakan, selain edukasi juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat tentang cara megolah sampah menjadi barang yang berguna, misalnya saja dengan cara membuat sabun dari sisa limbah tebu dan minya jelantah, membuat kerajinan dari bahan sampah dan lain-lain.
“Selain kita berikan edukasi mengenai kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungan kami juga memberikan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan membuat sabun padat dan sabun cari berbahan dasar minyak jelantah dan limbah tebu,” Ujar Lusi Marlina.
Sementara itu menurut Rinda Wati, warga Desa Lagadar mengaku senang dengan kedatangan para mahasiwa ini sebab kedatangan mereka memberikan dampak positif dan mendapatkan ilmu baru dari mereka ini.
Sementara itu dirinya mengaku kendala mereka saat ini adalah tidak adanya tempat pembuangan sampah akhir, sehingga satgas Citarum Harum saat ini membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan sedang berjalan.
“kedanla kita memang tidak ada tempat pembuangan sampah, makanya sering dibuang di sungai, tapi infonya saat ini sudah dibuat tempat pembuangan sampah,” tukasnya.
Selain memberikan edukasi kepada masyarakat, pihak kampus Politeknik TEDC Bandung juga memberikan mesin pencacah sampah an-organik kepada masyarakat agar dapat digunakan untuk mencacah sampah. Sementar itu saat ini sedang dibuat juga tempat pembuangan sampah akhir sebagai jawaban dari keluhan masyarakat desa lagadar.