BANDUNG, – Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj menegaskan susunan kabinet di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk periode kedua adalah kewenangan Jokowi.
Tapi, ia menegaskan siap mendorong kader NU jika diminta untuk jadi bagian dari kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Itu hak prerogatif presiden. Tapi, kalau NU diminta, kami siap (menyodorkan nama),” kata Said usai mengisi Studium Generale di Kampus STMIK AMIK Bandung, Senin (22/7/2019).
Meski begitu, ia mengaku saat ini belum menyiapkan kader dari NU untuk digadang-gadang menjadi calon menteri. Sebab, hingga kini belum ada perbincangan terkait hal itu dengan Jokowi.
“Belum menyiapkan kader, belum diminta,” ungkapnya.
Disinggung apakah dirinya bersedia jadi menteri, Said menjawabnya dengan berkelakar. Ia merasa tidak cocok menjadi menteri. “Saya enggak ada potongan jadi menteri,” jawab Said sambil tersenyum.
Sementara dalam studium generale tersebut, Said memaparkan materi soal ‘Umat Islam di Era Revolusi Industri 4.0’. Salah satu poin pentingnya adalah kemajuan industri jangan sampai menanggalkan nilai dan pondasi agama.
“Qur’an, Islam, tidak membatasi ilmu, asal tetap kita mempunyai iman. Apapun, ilmu apapun monggo, kejar. Tapi tidak boleh menjadikan ilmu itu ingkar, atheis, kufur, tidak percaya pada Tuhan atau merusak hubungan antar sesama manusia,” tandas Said.
Reporter: Saifal