Karawang

Kadisparbud Anggap Kampung Budaya Tak Layak Jadi Tempat Festival Goyang Karawang

Kepala Dinas Pariwasata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang Okih Hermawan Saat menjelaskan di ruang kerjanya kepada media.

KARAWANG, – Festival Goyang Karawang adalah acara akbar bertarap internasional yang akan menghabiskan anggara sekitar 2 miliar lebih di gelar oleh Dinas Pariwasata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang kini sudah mulai tahap lelang.

“Acara akbar ini semua berdasarkan Rakernas bersama Kementrian Dinas Pariwisata tingkat nasional, semua daerah di himbau untuk bisa menyelenggaran event berskala nasional dan internasional, dalam rangka mendukung dan memberikan kontribusi kepada pencapaian target kunjungna wisatawan mancanegara yang harus masuk ke indonesia di tahun ini sekitar 20 juta wisatawan,”ucap Kepala Dinas Pariwasata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang Okih Hermawan saat di temui diruang kerjanya, Senin (1/7/19).

Okih mengatakan, acara ini akan medatangkan tamu dari 15 negara dan dari 5 benua yang ada di dunia, acara ini akan menjadi kalender internasional yang akan di tetapkan kedepannya. Selain itu, untuk acara ini akan diadakan secara rutin 1 atau 2 tahun sekali.

“Sekarang ini baru tahan persiapan, belum ada informasi-informasi yang lebih kearah terkait teknis. Karena, Event Organize (EO) nya saja saat ini masih dalam proses lelang, tapi EO ini yang pasti bukan EO sembarangan, EO ini yang punya teknis informasi yang berpengalaman dalam penyelengaranaan acara internasional.

Silahkan tanyakan saja ke bagian lelang LPSE. EO ini mudah-mudahan dalam hasil lelang nanti bisa memenuhi syarat internasional, menurut informasi EO yang masuk mendaptarkan saja sudah banyak,”beber Okih.

Ketika di tanya kenapa area Galuh Mas yang akan di pakai ajang acara Festival Goyang Karawang yang ber-skala internasional ini, Okih menjelaskan, tempat di area Galuh Mas sudah ditentukan oleh kita, tidak ada alasan tertentu, itu hanya pilihan saja.

“Saya kira di Galuh Mas cukup untuk acara ini, ya untuk tamu kan di karawang sudah banyak hotel-hotel berbintang, untuk keamanan pun kita kan pastikan bagi-bagi tugas, ya kita serahkan saja kepada pihak kepolisian dan yang lainnya, kita kan hanya penyelenggara,”jelas Okih.

Ketika di tanya kenapa area Kampung Budaya, tidak dijadikan pusat acara akbar dari kesenian sunda yang jelas bisa membawa nama promosi tempat yang bisa jadi jendela wisata bagi pengunjung lokal dan turis mancanegara, Kadis Oky menjawab, ya apa sih yang di andalkan dari area Kampung Budaya itu, masa wisatwan asing (turis asing) harus di simpan atau tidur di vila bambu, ga layak lah,”ucap Okih sambil tertawa kecil.

Okih juga mengatakan, Ya kalau tamu yang sekarang mah biar saja suruh tidur di hotel berbintang kan pasti bayar, selain itu kan tujuannya acara ini biar ada pemasukan ke PAD kita, dan acara ini kan bertarap internasional, kita harus ngukurlah yang lebih layak.

“Kampung budaya hanya di gunakan sebagai tempat transit area parkir saja, dan tempat kepanitiaan lokal saja, palingg juga artis-artis lokal yang kita tempatkan di situ,”timpal Okih.

Padahal, jika di kutip di media republika.co.id ketika dalam tahap pembanguan penyelesaian Kampung Budaya tersebut menurut Kadis Disparbud pada saat itu, di harapkan area, “Kampung Budaya ini, bisa jadi jendela wisata bagi pengunjung lokal dan turis mancanegara,” ujarnya,

Dan Kadis waktu itu mengaku, proyek pembangunan ini menelan anggaran lebih dari Rp 40 miliar. Pembangunan waktu itu, direalisasikan sejak 2010 lalu,”pungkasnya(joe/wan).

 

Shares:

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *