Karawang, JabarNet.com – Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) Provinsi Jawabarat Muslim Hafidz menolak impor garam. Pasalnya, Impor garam hanya akan merugikan para petani lokal, karena naiknya impor garam tahun 2020, berakibat terhadap anjloknya harga garam di petani.
Hal tersebut ia sampaikan kepada Ketua Umum PP SNNU H Witjaksono yang didampingi Sekretarisnya Asep Irfan Mujahid pada saat melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Ashiddiqiyah Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang.
“Naiknya volume impor garam tahun 2020 dari tahun sebelumnya, sisi yang lain garam lokal belum terserap, berakibat pada anjloknya harga garam di petani, Anda bisa bayangkan Harga Pokok Produksi tak berbanding dengan harga jual ” Ujar Muslim Hafidz, Minggu (12/07/20).
Ditengah agenda Ketua Umum PP SNNU melakukan konsolidasi organisasi itu, disampaikan Muslim Hafidz kepada pimpinannya, hal itu merupakan aspirasi masyarakat para petani garam, bahkan Ia juga menegaskan menolak keras impor garam.
“SNNU Jawa Barat menolak impor garam yang merugikan petani garam, padahal sebagai contoh di Karawang tepatnya di Cilamaya, Garam lokal itu NaCl diatas rata-rata 97,40 melebihi Standar Nasional Indonesia yaitu 94,7 dan standar industri 97, sayangnya hasil panen garam masih belum terserap,” kata Muslim.
Sementara Ketua Umum PP SNNU merespon baik aspirasi dari SNNU Jawabarat, betuk responnya itu ia akan segera mendiskusikannya.
“Akan mendiskusikan aspirasi penolakan impor garam ini secepetnya,” singkatnya. (rls/red)