Karawang, JabarNet.com – Setelah mendapat sorotan dan pandangan negatif dari masyarakat Karawang, terhadap kebijakan Rektor Universitas Negeri Singaperbangsa Karawang (UNSIKA), soal biaya Iuran Pembangunan Institusi (IPI) bagi mahasiswa baru dari jalur mandiri yang dinilai sangat tinggi, desakan terhadap rektor dari internal kampus mulai muncul. Ratusan mahasiswa yang tergabung kedalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsika, Jumat siang (11/09/20) melancarkan protes dengan menggelar demo di depan gedung Rektorat H Opon Sipandji.
Merespon aksi mahasiswa Unsika itu, Tokoh masyarakat sekaligus Alumni Unsika Asep Agustian, S.H, M.H memberikan apresiasi terhadap nilai idealis para mahasiswa, yang sudah berani memperjuangkan masyarakat Karawang.(Baca juga:Biaya IPI Mencekik Calon Mahasiswa Baru, Rektor Unsika di Protes Ratusan Mahasiswanya)
“Saya ucapkan terimaksih kepada adik-adik saya yang ada di UNSIKA ini ternyata peka terhadap permasalahan, karena setiap angkatan itu pasti ada yang mampu bayar dan tidak membayar, yang artinya kelakuan terburuk dan terbusuk ini adalah Rektor UNSIKA yang sekarang,” ujar pria yang akrab disapa Asep Kuncir (Askun) saat diwawancara JabarNet.com dikediamannya, Jumat malam (11/09/20).
Lebih lanjut Askun menyesalkan dengan kebijakan yang sudah dikeluarkan Rektor Unsika soal uang IPI yang terlalu tinggi, karena kebijakan tersebut tidak berpihak terhadap masyarakat Karawang yang tidak mempunyai biaya yang besar untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri kebanggaan masyarakat Karawang itu, maka akan berdampak kepada pendiskriditan SDM Karawang yang sebenarnya pintar namun karena terganjal biaya sampai tidak bisa kuliah.(Baca juga:Sekretaris KNPI Karawang Sayangkan Biaya Masuk UNSIKA Sangat Mahal)
“Karawang itu sudah panas dan orang karawang itu bukan berarti bodoh dan tolol atau buta dan tuli, sudah miris dengan PNS sekarang malah dibuat dengan adanya mahal uang IPI,” katanya.
Dengan adanya uang IPI yang terlalu mahal, Askun mensinyalir adanya dugaan kegiatan pungli yang dilegalkan, pasalnya, status negeri yang disandang Unsika seharusnya tidak terlalu membebankan masyarakat dalam hal biaya, sebab hal itu sudah dicukupi oleh pemerintah.
“Ini sama saja seperti pungli hanya saja berkedok, kalau bagi yang mampu dengan mahalnya uang bangunan tidak masalah, mungkin berpikirnya Fakultas negeri, tetapi kalau bagi orang yang tidak mampu yang ingin banget kuliah difakultas negeri itu suatu kebanggaan,” katanya.(Baca Juga:Askun : UNSIKA Komplek Dengan Masalah, Mulai Dari Krisis PNS Sampai Dugaan Pungli Yang Dilegalkan)
Dalam kesempatan itu, Askun juga menyinggung peran Bupati Karawang dalam konteks pengawasan terhadap perguruan tinggi di Karawang, ia mendesak Bupati agar segera menindak tegas kebijakan Rektor Unsika soal biaya IPI.
“UNSIKA itu berada di Karawang, dengan terjadi polemik di UNSIKA ini mana pengawasan dari seorang Bupati, apalagi menjabat sudah hampir lima tahun, apa yang sudah diciptakan selama dia menjabat, ternyata kegoyang dengan permasalahan seperti ini, apa gak malu? Sama saja ini mempertontonkan kelemahan saat akan menjadi Bakal Calon Bupati di Pilkada 2020,” papar Askun.
Ditanya apakah dalam hal ini bupati mempunyai kapasitas untuk melakukan tindakan terhadap Rektor Unsika, dengan tegas Askun mengatakan, Bupati berhak memberikan tindakan dan bila perlu mendorong kepada Kemendikbud maupun Kemenristek untuk menyetop kebijakan IPI.
“Bupati sangat bisa dan punya kapasitas, bila perlu stop biaya IPI yang terlalu mahal,” tegasnya.
Sebagai alumni yang mengetahui sejarah Unsika, Askun juga memaparkan asal usul sejarah almamaternya dari perguruan tinggi swasta menjadi Negeri yang diperjuangkan para pendiri sebelumnya.
“cikal bakal Unsika itu dari STHPP (Sekolah Tinggi Hukum Pangkal Perjuangan, yang saat ini lokasi nya oleh ramayana, lalu unsika menjadi Universitas Singaperbangsa masih berstatus swasta, nah begitu lelahnya perjuangan, begitu sulitnya para yayasan berjuang yang kini UNSIKA menjadi berstatus negri, setelah negri lalu munculah kebijakan yang palik terburuk ditahun ini, malu tuh didemo mahasiswa,” tandas Askun (Wan/red)