DaerahInvestigasi

C.E.O Persika, Gunadi “Blak-blakan” Soal LASKAR JAWARA Terdegradasi ke Liga 3 Musim Depan


“Ada sedikit terlambat di dalam memuntuskan bahwa ini harus segera di benahi dan di ganti, buktinya perbandingannya saja pelatih pertama Ricky Nelson hanya mendapkan 9 ponit untuk di pertarungan pertama  dan untuk pertarungan kedua Herry kiswanto mendapatkan 15 pont”, 

LIPUTAN KHUSUS

Laporan : Juhadi Putra 

Karawang, Pasca maraknya berita Club Sepak Bola kebanggaan orang Karawang yaitu PERSIKA yang diisukan disusupi muatan politik kurang sehat, disisi lain club Laskar Jawara juga bermasib kurang baik, yakni saat berada di zona Degradasi ke Liga Tiga mulai musim depan.

Chief Executive  Office (COE) Management PERSIKA Rahmat Gunadi mengatakan saat acara dialog Ngobrol Pagi bersama BOTV Indonesia / Kutipan.co.id di ruangan kerjanya, “Di awal kompetisi  tahun 2018 itu memang dengan harapan yang sangat tinggi baik Persika nya sendiri maupun Persika opens, kemudian masyarakat Karawang pada umumnya sangat berharap banyak, bahwa Persika ini bisa manggung lebih bagus lagi di kancah persepakbolaan nasional”, ungkapnya.

“Dengan mulai adanya pengalihan status kepemilikan kepada pihak ketiga yang lain, apa yang diinginkan dan dicita-citakan oleh masyarakat karawang untuk masuk ke kancah liga 1 Nasioanl, hingga pada waktu itu Wakil Bupati Karawang, yang sering di sapa Kang Jimmy melontarkan steg bahwa liga 1 untuk persika Harga Mati, bagus dan kita support itu,” ucap Gunadi.

“Dari situlah kita mendatangkan pelatih, kemudian para pemain yang di anggap mempuni, dari beberapa pemain yang berkualitas di liga 1 dan liga 2 lainnya, dari perjalanan itulah, bahwa apa yang di inginkan ternyata tidak semulus dengan apa yang kita harapkan, ternyata banyak kendala – kendala di perjalanan selama itu, akhirnya sampai kita ada proses pergantian pelatih dri Ricky nelson ke Herri kiswanto itu merupakan upaya perbaikan yang walaupun sedikit terlambat kita putuskan, sehingga akhirnya seperti hasil hari ini, bahwa persika sudah di nyatakan bukan zona lagi tetapi sudah di nyatakan degradasi ke liga 3 tahun depan,” bebernya.

Gunadi juga menambahkan “yang pertama berdasarkan analisa menagement, bahwa kita ini punya racikan dan bahan masakan ini bagus dan mahal, lalu kita banyangkan bahwa masakan itu bakal dianggap masakan yang paling enak, ternyata dengan bahan yang mahal ini tidak bisa jadi jaminan juga bahwa bakal menjadi satu tim yang kuat, karena bagaimanapun juga secara sisi yang lain besarnya nama mereka para pemain yang kita sewa, mempunyai masing – masing ego, dan ego itu muncullah masalah kesulitan untuk meracik yang akhirnya menjadi kegagalan pelatih”,

Ia juga menyebut ada sedikit Keterlambatan dalam memutuskan pembenahan struktur di Persika, terutama Pelatih.

“Ada sedikit terlambat di dalam memuntuskan bahwa ini harus segera di benahi dan di ganti, buktinya perbandingannya saja pelatih pertama Ricky Nelson hanya mendapkan 9 ponit untuk di pertarungan pertama  dan untuk pertarungan kedua Herry kiswanto mendapatkan 15 pont, disini terbukti untuk mengelola perusahaan club sepak bola Persika tidak bisa secara mandiri, apalagi ini perusahaan baru, kita hanya mengandalkan sponsorship dan suporting saja, kemudian bagai manapun juga Komisaris diperusahaan baru ini masih dalam tahap penjajakan bisa jadi kaget dengan anggaran yang terlihat begitu besar ternyata hal itu terjadi”,

“Sebenarnya itulah kesalahan kesalahan kita bahwa diluar dari harapan tentang pelatih, perhatikan saja semua pelatih liga 1 dan liga 2 ada yang mereka lebih melihat sisi financialnya yang bisa mendongkrak para pemain propesional dan mana para pemain yang belum secara profesianal”, tutupnya.

Shares:

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *