GARUT, JabarNet.com – Masuk ke Kota Intan, tak jauh dari lokasi wisata Cipanas Garut, berdiri Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Perceka. Kampung KB yang diambil namanya dari singkatan kata Percaya Diri, Cekatan dalam Berkarya ini telah berdiri sejak tahun 2020.
Walaupun bukan merupakan Kampung KB percontohan seperti yang ada di Desa Haurpanggung, namun geliat kegiatan dan pemberdayaan masyarakat yang ada di Kampung KB Perceka ini patut diacungi jempol. Dengan banyaknya inovasi yang berhasil diimplementasikan oleh tangan dingin para pengelola Kampung KB tersebut.
Hal ini tentu sangat sejalan dengan amanat pemerintah melalui penerbitan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas.
Inpres ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan memberdayakan serta memperkuat institusi keluarga melalui optimalisasi penyelenggaraan kampung keluarga berkualitas di setiap desa/kelurahan. Sehingga kehadiran Kampung KB melalui berbagai inovasinya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Beberapa inovasi yang berhasil dikembangkan bersama masyarakat di Kampung KB Perceka diantaranya adalah Bengras, yaitu pengelolaan bank sampah warga dengan memberdayakan Kelompok Wanita Tani (KWT), Raciku (Remaja Cinta Buku) dan Kebab (Kelompok Baca Buku) yang berbasis taman bacaan buku dan dikelola oleh para remaja yang mondok di Pesantren Syifaus Shudur yang ada di Kampung KB, Rem Pakem (Remaja Peduli Anak untuk Kampanye Cegah Stunting), Pesan Ummi (Pesan Santuy Tidak Menikah di Usia Dini), sampai dengan Planter Bag Kangkung di banyak rumah warga dan tembok-tembok gang pemukiman, serta Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember) dengan memelihara ikan lele, dipadukan dengan menanam kangkung di atasnya untuk mencukupi kebutuhan pangan harian dan dijual.
Gayung bersambut, berbagai inovasi tersebut juga didukung oleh beberapa dinas dalam impelentasinya. Berkat upaya advokasi terus-menerus yang dilakukan para pengelolanya. Salah satunya tentu oleh Ketua Kampung KB Perceka, Hj. Yuyus.
“Awalnya kami jalan sendiri dan kami memang tidak mau menunggu bantuan dari mana. Dikerjakan sendiri saja dulu, sambil advokasi terus dilakukan. Alhamdulillah kesininya beberapa dinas mau membantu,” ucapnya, Jumat, (9/12/22).
Walaupun di awal pembetukannya sempat tertatih-tatih, ditambah lagi dengan kondisi yang saat itu sedang di awal Pandemi dan ada kebijakan tidak boleh ada pembentukan Kampung KB baru, pemerintah desa tetap memberikan dukungannya melalui Alokasi Dana Desa.
Tidak berhenti sampai di sana, dengan adanya Program Percepatan Penurunan Stunting yang digawangi oleh BKKBN sebagai ketua pelaksananya. Tentu hal ini menjadikan Kampung KB sebagai etalase paling depan intervensi sekaligus sosialisasi pencegahan stunting kepada seluruh keluarga yang ada di wilayah Kampung KB.
Dengan berbagai inovasi yang telah berjalan, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Desa Tarogong, Lia Siti meyakini segala aktivitas yang rutin dilaksanakan sejalan dengan upaya percepatan penurunan stunting, khususnya bagi keluarga yang berada di lingkungan Kampung KB Perceka.
“Saat ini berdasarkan data terakhir, ada 21 keluarga yang dikategorikan berisiko stunting di wilayah Kampung KB, dari total 21 keluarga tersebut, ada 6 baduta yang terkonfirmasi secara rutin didampingi intensif. Dan ada 1 baduta yang perkembangan berat badannya sudah mulai menggembirakan, kenaikannya signifikan. Karena didampingi terus oleh TPK, diberikan PMT di posyandu baik yang bersumber dari dinkes, maupun PMT hasil budikdamber tadi. Berupa olahan lele yang bergizi dan menarik untuk dikonsumsi baduta,” ujar Lia.
Lebih lanjut, PLKB yang pernah meraih penghargaan sebagai PLKB Non-PNS terbaik tingkat Provinsi Jawa Barat tahun lalu ini berharap kedepan dukungan lintas sektor di Kabupaten Garut semakin banyak yang mau berkontribusi dan sama-sama mengintervensi Kampung KB. Agar keberadaan Kampung KB semakin dirasakan manfaatnya, terutama dalam percepatan penurunan stunting.
Jika kita kembali menilik ke khittahnya, Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) merupakan satuan wilayah setingkat desa dimana terdapat integrasi dan konvergensi penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga dalam seluruh dimensinya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga dan masyarakat.
Sebagai sebuah pendekatan pembangunan yang bersifat universal, dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta mengoptimalkan penyelenggaraan pemberdayaan penguatan institusi keluarga, maka perlu didorong penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas di setiap desa/kelurahan.