DaerahJawa Barat

Banjir 1,5 Meter Rendam Karangligar, Evakuasi Warga Masih Berlangsung

Evakuasi Warga Banjir Karangligar

KARAWANG, JabarNet. com– Banjir kembali merendam permukiman warga di Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Sejak Senin (7/7). Proses evakuasi dilakukan sepanjang malam oleh tim gabungan dari Satgas Penanggulangan Bencana dan relawan.

Kaming, anggota Satuan Tugas Penanggulangan Bencana yang bertugas di lapangan, menyampaikan bahwa banjir mulai terjadi sekitar pukul 05.00 WIB akibat fenomena water back atau arus balik dari aliran Cidawolong yang terdorong limpahan air dari Sungai Cibeet dan Citarum. Kondisi ini diperparah oleh aliran tambahan dari arah Tarum dan wilayah hulu.

“Puncak air terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dengan ketinggian hampir 1,5 meter. Sempat surut sedikit pada sore hari, tapi karena debit air dari hulu kembali tinggi, banjir naik lagi hingga tengah malam,” terang Kaming.

Proses evakuasi mulai dilakukan sejak pukul 01.00 dini hari dan masih terus berlangsung hingga Selasa pagi. Bantuan logistik, perahu, dan personel dari relawan Tagana turut memperkuat operasi penyelamatan.

“Kami terus menyisir rumah-rumah warga yang masih bertahan. Informasi dari PJT (Perum Jasa Tirta) menyebutkan debit air Citarum masih meningkat,” tambahnya.

Untuk data sementara menunjukkan banjir telah merendam setidaknya 6 RT di Desa Karangligar.

Pendataan masih dilakukan oleh pihak desa, sementara fokus utama petugas adalah mengevakuasi warga yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak.

Sebagian warga memilih mengungsi ke posko desa, namun tidak sedikit pula yang mengontrak rumah sementara atau menumpang ke rumah keluarga.

Salah satu warga terdampak, Ammar (39), menceritakan bahwa air mulai masuk tanpa peringatan saat malam hari.

Menurutnya, banjir berasal dari aliran sungai Wolong yang meluap ke sawah dan kemudian ke pemukiman. Awalnya hanya menggenangi RT 02 dan 03, namun dalam waktu singkat meluas ke RT 04.

“Air datang pelan, tapi terus naik. Warga tidak sempat memberi tahu karena memang datangnya tiba-tiba,” ujarnya.

Sementara itu, warga lainnya, Ahmad (41), mengaku kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.

Ia terpaksa libur bekerja selama dua hari karena jalanan menuju tempat kerjanya tergenang. Untuk kebutuhan makan dan logistik rumah tangga, sejauh ini masih dapat terpenuhi.

Menurut Satgas, banjir kali ini termasuk yang paling parah dalam beberapa bulan terakhir, meski belum melampaui puncak banjir dua bulan lalu. Ketinggian air di Posko Karangligar saat ini masih berkisar antara 150–200 cm.

“Kondisi ini menunjukkan bahwa kerawanan banjir di wilayah hilir Karawang masih tinggi, dan butuh sistem peringatan dini serta mitigasi yang lebih kuat. Masyarakat diminta tetap waspada dan segera melapor jika ada peningkatan debit air secara tiba-tiba,” tutup Kaming.

Laporan : Syadhilah Siti Maemunah
Editor : Muhtar G. Ardian

Shares:

Related Posts