
KARAWANG, JabarNet.com –Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang terus mengingatkan masyarakat terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) oleh nyamuk Aedes aegypti.
Sejauh ini di Kabupaten Karawang tercatat dari bulan Maret sampai Mei tahun 2025 sudah 511 orang terjangkit DBD, dan bahkan 5 orang meninggal dunia.
“Dari data kami, bulan Maret ada 557 kasus, April 549 kasus, dan Mei mengalami penurunan menjadi 511 kasus. Walaupun ada penurunan, masyarakat tetap harus waspada karena musim hujan masih berlangsung,” ungkap dr Endang Suryadi, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang, saat diwawancara di halaman plaza Pemkab Karawang, Jumat (13/6/2025).
Ia menjelaskan, penanganan DBD tidak cukup hanya dengan melakukan fogging. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara upaya utama harus difokuskan pada pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan penghapusan tempat berkembang biaknya.
“Biasanya nyamuk berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air seperti kaleng atau botol bekas. Karena masih musim hujan, genangan ini menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk bertelur,” tambahnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk rutin membersihkan lingkungan, baik di luar maupun di dalam rumah.
“Periksa kamar tidur, jangan sampai ada pakaian tergantung atau tempat lembap yang bisa menjadi tempat nyamuk bersembunyi.”
Lebih lanjut, ia mengingatkan masyarakat untuk mengenali gejala awal DBD, seperti demam tinggi mendadak, sakit kepala, nyeri otot dan tulang, munculnya bintik-bintik merah di kulit, mimisan, atau gusi berdarah. Bila gejala semakin parah, seperti buang air besar berdarah atau lemas berlebihan, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
“Jangan ditangani sendiri di rumah. Segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan laboratorium dan penanganan intensif. Terutama jika trombositnya turun drastis, itu bisa mengarah ke DSS (Dengue Shock Syndrome) yang sangat berbahaya,” tegasnya.
Baca juga: Kasus DBD dan Chikungunya Mewabah di Karawang, Tercatat 500 Orang Terserang Hingga Meninggal Dunia
dr Endang juga menyarankan warga yang mengalami gejala berat agar memilih berobat ke rumah sakit pemerintah, agar bisa mendapatkan penanganan yang memadai dengan biaya yang lebih terjangkau.
“Kalau bisa berobatnya ke Rumah Sakit Pemerintah,” pungkasnya.