Karawang, JabarNet.com – Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Karawang Nurali menyayangkan biaya masuk perguruan tinggi Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) sangat mahal.
Keputusan Rektor memungut iuran pengembangan institusi kepada mahasiswa baru tahun akademik 2020/2021 yang diterima melalui jalur mandiri, dinilai tidak memihak kepada warga masyarakat Karawang.
Dan bedasarkan daftar besaran biaya iuran yang beredar, Program S1 Teknik Industri mendapat patokan biaya tertinggi yakni mencapai hingga Rp. 45 juta. Disusul program S1 Teknik Informatika dan Farmasi sebesar Rp. 40 juta. Sedangkan patokan biaya iuran terendah berlaku untuk semua program pascasarjana yakni Rp.15 juta.
“Aturan memang memperbolehkan, tetapi sayangnya ditengah kondisi pandemi covid – 19 ini dimana ekonomi yang serba sulit seperti ini, sementara kebutuhan pendidikan juga begitu penting, sangat disayangkan Pihak Rektorat UNSIKA mengeluarkan kebijakan seperti itu,” kata Nurali kepada awak, Kamis (06/08/20).
Lebih lanjut Nurali mengatakan, ada yang harus diingat, jika berdirinya UNSIKA dahulu adalah untuk membantu warga masyarakat Kabupaten Karawang, khususnya yang kurang mampu, namun ingin bisa mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah.
Oleh karenanya ia meminta pihak Rektorat UNSIKA meninjau ulang kembali kebijakan pembiayaan tersebut.
“Karena sekolah negeri itu harus menjadi paling murah, Jangan sampai malah lebih mahal dari swasta,” sesalnya.
Terlebih menurut Nurali, Sekolah Negeri baik dari jenjang tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi sudah pasti mendapatkan bantuan atau subsidi dari pemerintah. Dengan tujuan meringankan beban orang tua siswa terutama bagi yang tidak mampu.
“Gak bener itu, karena pasti untuk bangunan, perguruan tinggi juga ada bantuan dari Kementerian dari pusat,” kata Nurali lagi.
Ditandaskannya, Bila perlu bupati ikut andil menentukan nasib mahasiswa – mahasiswi baru UNSIKA saat ini. Karena UNSIKA ini adalah Universitas kebanggaan masyarakat Karawang.
“Lebih baik UNSIKA ini tidak usah dijadikan sekolah negeri jika mahal seperti ini, menjadi swasta saja. Karena biayanya sangat mahal, lagi pula dengan biaya seperti itu lebih baik kuliah di luar kota saja, yang kualitasnya jauh lebih baik, seperti Bandung, Jogya, itu jauh lebih murah,” pungkasnya.(rls/red)