
KARAWANG, JabarNet.com – Tidak hanya menjalani masa pidana, warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Karawang juga diberdayakan melalui berbagai program pembinaan keterampilan. Salah satu aktivitas yang paling menonjol adalah produksi harian kopi dan roti oleh para warga binaan.
Setiap hari, mereka memproduksi sekitar 100 botol kopi siap minum yang diberi nama “Kopi Janji Bui”. Minuman ini dijual seharga Rp15.000 per botol. Tak hanya itu, sebanyak 250 buah roti yang diberi merek “Hawarna”—singkatan dari Hasil Warga Binaan—juga diproduksi dan dijual di lingkungan internal seharga Rp2.500 per buah.
“Kami ingin warga binaan memiliki keterampilan yang bisa digunakan setelah bebas nanti. Ini bagian dari program pembinaan dan pemberdayaan,” ujar Kepala Lapas Kelas IIA Karawang, Christo Toar, saat ditemui pada Selasa (1/7/2025).
Christo menjelaskan, produksi kopi dilakukan melalui pelatihan langsung dari barista profesional yang diundang khusus untuk membekali para warga binaan. Selain itu, aktivitas lain yang juga dikembangkan adalah sektor pertanian dan perikanan.
Lapas Karawang memiliki area persawahan yang menghasilkan hingga 8 ton gabah per musim panen. Di sektor perikanan, terdapat lima kolam ikan, termasuk satu kolam besar untuk budidaya ikan koi, nila, dan lele. Bahkan, kerja sama dengan Taiwan Technical Mission telah menghasilkan budidaya sayuran seperti pakcoy, yang kini mulai dipasarkan ke sejumlah supermarket.
“Untuk hasil pertanian, sebagian kami kirimkan langsung ke keluarga warga binaan, agar mereka juga bisa merasakan manfaatnya,” tambah Christo.
Tak berhenti di situ, warga binaan juga dibekali berbagai keterampilan teknis seperti pengelasan, pengecatan ulang (repaint), hingga kerajinan tangan berbahan limbah kayu. Hasil produksi ini sebagian disetor ke kas negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 10 persen. Sementara 40 persen lainnya dimasukkan ke tabungan pribadi warga binaan, yang hanya bisa diambil saat mereka bebas nanti.
Dalam bidang seni, Lapas Karawang turut memberikan pelatihan tari dan musik, bekerja sama dengan sanggar seni dari luar. Selain itu, ada pula kegiatan sosial seperti Satuan Karya Pramuka sebagai bagian dari penguatan karakter dan integrasi sosial para warga binaan.
“Kami berharap Program-program ini dapat menjadi bekal keterampilan dan semangat baru bagi para warga binaan dalam menjalani hidup setelah keluar dari Lapas,” tandasnya
Reporter: Tiara Hanandianisa