KARAWANG, JabarNet.com – Program Karawang Cerdas besutan Bupati Cellica Nurachadiana mulai mendapat sorotan dari sejumlah pihak.
Misalnya dari pemerhati Kebijakan pemerintah Kabupaten Karawang Alek Safri. Dilansir dari salahsatu Media Online Karawang, ia mengkoreksi terkait realisasi program Karawang Cerdas tahun 2021.
Pasalnya, dalam praktek penggunaannya Mahasiswa atau Siswa pengguna program beasiswa, terlalu mendominasi penggunaan anggaran hanya untuk biaya penunjang pendidikan, tanpa memikirkan sasaran utama dari beasiswa, yaitu untuk membiayai uang kuliah atau sekolahnya.
“Program Karawang Cerdas ini sebenarnya kita apresiasi, terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang karena sudah bersedia untuk menyiapkan dana siswa maupun mahasiswa, untuk biaya pendidikan maupun penunjang pendidikan itu sendiri,” ucapnya kepada media, Rabu (23/6/21).
“Maka, seharusnya Disdik membentuk tim pengawas sebelum dana itu digulirkan, sehingga tepat penggunaannya. Bahwa ada biaya pendidikan yang tidak boleh dikesampingkan,” imbuh Alek.
Persoalan program Karawang cerdas yang sempat disoal itupun sebelumnya mendapat penjelasan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Olahraga (Sekdispora) Kabupaten Karawang Cecep Mulyawan, sebagai Dinas teknis pelaksana, dengan tegas ia menyebut penggunaan beasiswa untuk penunjang pendidikan, seperti pembayaran kos, sampai pembelian laptop diperbolehkan, karena pada perinsipnya beasiswa Karawang cerdas memfokuskan kepada dua hal, satu untuk biaya penunjang pendidikan yang kedua untuk biaya pendidikan.
Sementara respon berbeda diungkapkan Tokoh masyarakat sekaligus, pengacara kondang Kabupaten Karawang, Asep Agustian, S.H, M.H, kepada sejumlah awak media ia justru mengkritik nilai beasiswa yang terlalu kecil, yang impactnya, tidak terpenuhinya kebutuhan penerima beasiswa dengan semimbang.
“Keperluan mahasiswa atau siswa itu bukan hanya membayar kuliah, tapi untuk memebeli laptop, makan sampai bayar kos, bagi mereka yang kos, sehingga jika diterima oleh penerima dari kategori kurang mampu, nilai beasiswa terlalu kecil,” ujar Askun sapaan akrab Asep Agustian dikantornya, Kamis (24/06).
Lebih lanjut Askun mengkalkulasi beasiswa yang didapatkan mahasiswa sebesar 12 juta rupiah setahun, dan menurutnya, nilai sebesar itu tidak ideal bahkan tidak pantas, jika diberikan untuk biaya pendidikan yang tujuannya mencerdaskan SDM Karawang.
“Nilai beasiswa per mahasiswa adalah 12 juta rupih, jika diakalkulasi selama 12 bulan, hanya 1 juta per bulan, sementara juknis penggunaan untuk dua kategori, biaya pendidikan dan penunjang pendidikan, bayangkan dengan biaya hidup di Karawang yang sangat mahal, dengan nilai uang hanya sejuta, apakah akan bisa seimbang,” tanya Askun.
Atas dasar itu Askun meminta agar program Karawang Cerdas dilakukan Evaluasi, dalam mengeluarkan nilai itu dikalkulasi dengan teliti, agar beasiswa yang diberikan itu pantas.
“Pada prinsipnya program Karawang Cerdas sangat bagus namun belum ideal, maka saya harap Bupati dapat mengevaluasi program itu, perlu kalkulasi yang detail sehingga nilainya ideal dan dapat mememuhi kebutuhan mahasiswa secara seimbang, agar tujuan mencerdaskan SDM Karawang dapat terwujud,” tandasnya. (IT)