Karawang,JabarNet.com–Diketahui pengadaan barang dan jasa yang menggunakan APBD ini dianggarkan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Karawang dengan tujuan agar bisa digunakan pada even-even besar kegiatan pemerintah.
Namun kenyataannya, pengadaaan sound sistem ini malah ramai disoal dan menjadi perbincangan di publik karena tidak sesuai harapan dalam penggunaannya. Hal itu terjadi, disinyalir ada ketidakberesan dalam Spek barang, bahkan dalam setiap kegiatan pemerintahan, barang senilai 2 milyar rupiah itu malah jarang digunakan.
Saat dikonfirmasi JabarNet.com, Okih Hermawan, Kepala Disparbud Kab.Karawang, Sabtu (5/9/2019) di halaman Plaza Pemda Karawang mengatakan bahwa pengadaan sound sistem kenapa harus dipersoalkan. “Pengadaan Sound Sistem ini, tidak ada masalah,” ungkapnya.
“Nggk ada masalah, mau Spek dan harga nya sudah sesuai, bahkan sudah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat, semuanya tidak ada masalah,” terang Okih.
Menurut Okih, sejak awal proses pengadaan sound system, semua pengadaan barang sesuai SPEK. Bahkan mulai dari awal kontrak, sesudah ditetapkan pemenang lelang, semuanya dikumpulkan lalu memanggil Kasdatun. “Saat itu, Kasidatunnya masih ibu Lia, dan yang memfasilitasinya ibu Lia sendiri,” jelas Okih.
Lanjutnya, saat gelar pengadaan sound sistem di tahun 2017, ketika mau proses kontrak dan soal Spek didampingi oleh Kejaksaan karena Disparbud sudah MOU dengan kejaksaan.
Karena Disparbud sudah MOU dengan Kejaksaan, maka di setiap kegiatan didampingi Jaksa untuk diminta pendapatnya. “Kita juga tahu bahwa kegiatan yang menggunakan anggaran besar akan banyak pihak yang menyorot, menurut saya itu biasa.”tegas Okih.
Masih dikatakan Okih, perihal informasi sound sistem tidak pernah dipakai, kata siapa..?. “Waktu kegiatan hari Kemerdekaan, 17 Agustus 2019 saja, sound sistem kita (Disparbud) yang dipakai, saat ada kegiatan di GOKAR saja dipakai, karena memang ada 2 (dua) panggung, dan kemarin saja dipakai pada acara Kodim. Saya rasa, sound sistem tidak ada masalah,” Pungkasnya. (wan)
