
KARAWANG , JabarNet.com – Dalam rangka membangun kerpibadian bangsa, Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang gelar seminar nasional, bertajuk “Pembangunan Karakter Bangsa Bagi Generasi Muda Dalam Menghadapi Tantangan Kebangsaan” yang digelar di Ruang Auditorium, Gedung Rektorat UBP Karawang.
Kegiatan yang mengutamakan pembangunan kepribadian bangsa melalui penanaman nilai-nilai karakter Indonesia sentris tersebut, diikuti oleh 1.153 mahasiswa dari 7 program studi yang ada di UBP Karawang.
“Kegiatan seminar nasional ini merupakan salah satu tindak lanjut dari mata kuliah wajib Jatidiri Bangsa yang harus diampu oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studi di semester 3, untuk memperkokoh karakter mahasiswa secara khusus, dan warga Indonesia secara umumnya,” ucap Koordinator Tim Dosen Matakuliah Jatidiri Bangsa, Erwin Susanto, Sabtu, (10/12/22).
Selain seminar nasional, mata kuliah ini, memiliki beberapa rangkaian kegiatan lain di luar perkuliahan di kelas. Di antaranya adalah kunjungan secara mandiri di situs bersejarah Rawagede, proyek kebangsaan.
Adapun konsentrasi kajian pada seminar tersebut langsung di narasikan oleh mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (2000 – 2002), Letjen. (Purn.) Kiki Syahnakri. Dalam narasinya ia mengupas tuntas mengenai, nilai-nilai yang tersirat dari setiap rentetan sejarah perjuangan bangsa.
“Hasrat untuk merdeka mulanya terinspirasi dari berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di negara lain, seperti kemenangan Jepang melawan Rusia (1904-1905) dan keberhasilan gerakan kelompok muda Turki dalam melawan kekuasaan absolut pada 1908,” jelasnya
“Dua peristiwa ini membangkitkan semangat nasionalisme di Asia, termasuk Indonesia, yang akhirnya menginspirasi sejumlah kelompok muda untuk membentuk organisasi modern bernama Boedi Oetomo, pada tanggal 2 Mei 1908,” sambungnya
Saat itu, menurutnya, kesadaran untuk berorganisasi yang ditularkan oleh Boedi Oetomo menyebar dengan cepat, hingga membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan pemuda, baik pelajar maupun mahasiswa.
Dari sini kemudian muncul berbagai organisasi kelompok muda serupa yang membawa semangat etnonasionalisme dan kedaerahan masing-masing dan terdorong oleh visi dan semangat kebangsaan yang sama seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon, Jong Celebes dan masih banyak lagi.
Hingga akhirnya terjadi peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, sebuah kongres yang diselenggarakan di Jakarta oleh para pelajar Sekolah Menengah Atas dan mahasiswa dari seluruh wilayah nusantara. Ikrar ini sekaligus menjadi tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Kemudian, ketika Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, sejumlah tokoh-tokoh muda terus tampil menjadi katalisator proklamasi kemerdekaan. Hingga akhirnya pada 17 Agustus 1945, atas desakan kelompok muda, Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
“Dari sini ada beberapa nilai yang mesti ditanamkan terhadap anak anak bangsa. Salah satunya nilai-nilai idealisme. Kedua, jiwa semangat yang membara dalam memperjuangkan kemerdekaan. Tidak pamrih, dan rela mengorbankan jiwa raganya. Pantang menyerah,” tegas Kiki Syahnakri.
Sementara itu, Rektor UBP Karawang, Prof. Dr. Dedi Mulyadi, SE., MM., mengatakan dalam sambutannya, nilai-nilai yang terkandung dalam rentetan peristiwa sejarah pergolakan kaum muda dalam memerdekan bangsa Indonesia, kemudian ditanamkan terhadap mahasiswa melalui mata kuliah Jatidiri Bangsa.
“UBP Karawang memiliki visi bereputasi nasional, Berwawasan Kebangsaan. Dari dasar tersebut, di formulasikannya kurikulum yang memuat mata kuliah jatidiri bangsa, untuk membentuk watak mahasiswa melalui sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia,” tandasnya.
Kegiatan tersebut berlanjut pada sesi diskusi usai Waasrena Kasad bidang Jemen dan RB, Brigjen TNI Bagus Suryadi Tayo dan Akademisi dari Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut, Dr. Tetep, S.Pd., M.Pd., memaparkan sajian materi.
Pada kesempatannya, Bagus Suryadi Tayo mengatakan, kekuatan bangsa Indonesia terletak pada karakter bangsa, tanpanya Indonesia tidak akan mencapai kemajuan dan akan selalu terjajah.
Sedangkan, Tetep menjelaskan, pentingnya penanaman karakter bagi generasi muda tidak lain sebagai bagian penguatan pancasila dalam menghadapi era disrupsi.(Muhtar)