
KARAWANG, JabarNet.com– Tiara bukan sekadar anak bagi Indah Sari Dewi. Ia adalah keajaiban yang dinanti delapan tahun lamanya. Hadir setelah empat kali program bayi tabung gagal, Tiara adalah jawaban atas setiap doa yang mengalir bersama air mata, harapan yang dijaga dalam keheningan malam.
Namun, harapan itu kini berubah menjadi luka. Luka yang tak tampak di permukaan, tapi menghujam dalam-dalam, membekas di jiwa seorang anak kecil yang bahkan belum genap lima tahun.
“Tiara itu bukan hanya anak, dia adalah perjuangan hidup saya,” lirih Indah, suaranya bergetar, matanya basah.
“Delapan tahun saya menunggu, saya rela jalani semua proses, empat kali gagal. Tapi saya tak pernah menyerah. Saat saya pikir penderitaan berakhir, ternyata justru baru dimulai.”
Indah menuturkan, Tiara yang semestinya mendapat pelayanan terbaik di ruang super VVIP RS Permata Keluarga Karawang, justru harus menanggung pengalaman yang menyakitkan.
Dalam sebuah rekaman yang dimilikinya, tampak jelas empat orang dewasa memegangi tubuh mungil Tiara saat pemasangan infus dilakukan. Prosedur itu gagal berulang kali, hingga pembuluh darah Tiara pecah.
Baca juga: Diduga Anak Alami 12 Kali Tusukan Infus, Seorang Ibu Muda Lapor RS Swasta di Karawang ke Polisi
Tak hanya tubuh kecilnya yang menderita, tetapi juga jiwanya.
“Sejak kejadian itu, Tiara jadi takut melihat orang banyak. Dulu dia anak yang ceria. Sekarang dia lebih banyak diam, sembunyi, bahkan menangis kalau lihat orang berkumpul,” ujar Indah, menyeka air matanya.
Tapi tak ada yang lebih menyayat hati dibanding kata-kata Tiara sendiri.
“Dia bilang ke saya, ‘Mama, Tata mau di rumah aja, takut disuntik.’ Kalimat itu diulang terus setiap kali saya ajak ke psikolog. Anak umur empat tahun harus terapi trauma karena rumah sakit? Hati saya hancur.”
Dengan suara lirih, Indah memohon. Bukan hanya untuk anaknya, tapi untuk anak-anak lain yang mungkin menghadapi hal serupa.
“Saya mohon kepada Kang Dedi, bantu kami. Jangan ada lagi Tiara-Tiara lain. Kami bayar layanan terbaik, tapi diperlakukan seperti ini. Kalau kami yang bayar pun begini, bagaimana nasib mereka yang pakai BPJS?”
Baca juga:Diduga Alami Kelalaian Medis, Balita di Karawang Alami Kesakitan Saat Pemasangan Infus
Kisah ini bukan sekadar berita. Ini adalah seruan dari seorang ibu, jeritan sunyi dari ruang rumah sakit yang seharusnya jadi tempat penyembuhan, bukan tempat trauma.
Saat ini, kasus tersebut tengah didalami oleh kepolisian. Sejumlah pihak dari RS Permata Keluarga telah memenuhi panggilan Polres Karawang pada Kamis (22/5). Penyelidikan terus berjalan, sementara Indah masih memeluk anaknya erat, mencoba menyembuhkan luka yang tak terlihat.