
KARAWANG, JabarNet.com – Manajemen Karawang International Industrial City (KIIC) akhirnya angkat bicara terkait krisis air yang terjadi di Dusun Kiara Jaya, Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. Wilayah tersebut diketahui mengalami kesulitan akses air bersih selama bertahun-tahun.
Head of Government & Public Relations KIIC, Wahyu Mulyandaru, menjelaskan bahwa persoalan air di Kiara Jaya bukanlah hal baru. Secara geografis, wilayah itu memang tergolong daerah rawan air sebelum KIIC berdiri.
“Daerah Kiara Jaya itu memang dari dulu susah air, termasuk pemukiman masyarakat di tanah kehutanan. Dari dulu, sejak pemukiman itu ada, kami selalu support dengan mengirimkan air menggunakan truk tangki ke tandon-tandon warga setiap hari,” kata Wahyu, Jumat (27/6/2025).
Lebih lanjut, pada tahun 2021, Wahyu mengungkapkan bahwa pihaknya sempat mencoba solusi jangka panjang melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan rencana pengeboran sumur satelit. Berdasarkan hasil survei geolistrik, ditemukan dua titik potensial yang mengindikasikan adanya sumber air. Namun saat dilakukan pengeboran hingga kedalaman 120 meter, air tidak juga ditemukan. Hal ini juga sudah diketahui masyarakat kiarajaya bagaimana usaha KIIC dalam membantu menyelesaikan permasalahan air ini.
“Padahal geolistriknya menunjukkan ada air, pengeboran itu bisa membuat warga tidak lagi bergantung pada air kiriman tangki. Kami pun masih menyimpan dokumentasi pengeboran itu,” ujarnya.
Wahyu juga membenarkan bahwa dalam salah satu kegiatan apel siaga anti premanisme propinsi Jabar yang dilaksanakan di Area Aspirasi KIIC pada tanggal 27 Maret 2025 lalu, yang dihadiri langsung oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi. Selepas pelaksanaan apel, persoalan krisis air ini sempat disampaikan langsung oleh Ketua RT setempat. Saat itu, Ketua RT meminta Pemerintah baik Kabupaten maupun Propinsi, dapat merealisasi permohonan penyaluran PDAM ke dusun Kiarajaya, yang mana sebagian status tanah dan bangunan sudah bersertifikat. Dedi Mulyadi pun juga meminta bantuan KIIC untuk kembali membantu warga yang membutuhkan air bersih.
“Sebetulnya dari kami tidak pernah berhenti membantu. Namun yang diminta masyarakat sebenarnya adalah penyambungan jaringan PDAM, yang sampai hari ini belum terealisasi oleh pihak terkait,” katanya.
Baca juga: 20 Tahun Warga Kiara Jaya Karawang Krisis Air: Pak Dedi! Kita Masih Kesusahan Air, Tolongin Pak
Dari hasil diskusi dengan warga, bahwa mereka paham KIIC masih terikat perjanjian dengan PJT II , oleh karenanya bantuan air dilakukan melalui pengiriman air tangki. Menurut Wahyu, kebutuhan utama masyarakat adalah air bersih untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK), sedangkan untuk kebutuhan minum mereka membeli galon. Sementara air yang dikirimkan oleh pihak KIIC selama ini merupakan air dengan kualitas layak minum.
“Tapi kan mau nya masyarakat itu adalah penyaluran pipa, tapi saat itu kita sudah sampaikan juga ke pak Gubernur, KIIC telah membantu mengirimkan air dengan truck tangki langsung ke warga setiap hari”, tandasnya.
“Bahkan kami juga berencana memberikan bantuan CSR berupa truck tangki air layak pakai agar masyarakat Kiarajaya dapat mengelola kebutuhan airnya sendiri untuk MCK, tapi perlu proses waktu sesuai prosedur yang belaku di perusahaan”, tutup Wahyu