DaerahJawa Barat

Kakek Hilang Terseret Banjir di Karangligar Ditemukan Meninggal Setelah Dua Hari Pencarian

Korban Terseret Banjir Karangligar Saat Ditemukan Tim SAR

KARAWANG, JabarNet.com – Setelah dinyatakan hilang selama dua hari akibat terseret banjir, Amin (60), warga Kampung Kampek, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Jenazah korban ditemukan pada kamis (10/7/2025) sekitar pukul 14.20 WIB, sekitar 300 meter ke arah barat dari lokasi terakhir yang diduga menjadi tempat tenggelamnya korban.

Korban sebelumnya dilaporkan hilang sejak Selasa pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Ia berpamitan kepada istrinya untuk mencari bebek yang belum kembali dari sawah di kawasan banjir Kampung Pengasinan, Desa Karangligar. Berdasarkan keterangan saksi, Amin sempat terlihat berjalan ke arah timur, namun tak lama kemudian menghilang dari pandangan.

“Pencarian dilakukan dengan perahu bermotor, menyisir titik-titik yang dicurigai. Korban akhirnya ditemukan saat penyisiran permukaan air menggunakan perahu apung,” ungkap Kepala Unit BASARNAS Karawang, Sigit Haryanto.

Upaya pencarian dilakukan selama dua hari oleh tim SAR gabungan yang melibatkan BPBD Karawang, Polsek Telukjambe Barat, Polairud, Babinsa AD, aparatur desa, serta warga setempat. Pencarian hari pertama dimulai pada pukul 15.15 WIB dan dilanjutkan keesokan harinya dengan menggunakan perahu karet milik BPBD. Korban ditemukan dalam keadaan mengambang di permukaan air pada hari kedua pencarian.

Keluarga korban sebelumnya berharap agar proses pencarian membuahkan hasil. Harapan itu akhirnya terwujud setelah lebih dari 22 jam pencarian efektif, terhitung sejak briefing awal pada Selasa pukul 15.00 WIB hingga korban ditemukan pada kamis siang.

Jenazah korban langsung dievakuasi menggunakan ambulance desa dan dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. Dengan ditemukannya korban, operasi SAR dinyatakan resmi ditutup.

Esi (29), menantu korban menyebut, Amin dikenal sebagai sosok pekerja keras yang setiap hari merawat bebek dan menjual telurnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dari hasil ternaknya, ia bisa mengumpulkan 90 hingga 150 butir telur per hari, yang dijual seharga Rp2.200 per butir.

“Memang setiap hari ke sawah ngurus bebek. Kata Bapak, ada sekitar 40 ekor yang belum pulang. Tapi waktu kami ke lokasi, motornya ada, orangnya nggak ada. Kami panggil-panggil, tapi tidak ada jawaban,” tutur Esi.

Nenok (60) istri korban menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh tim SAR dan relawan yang telah bekerja keras dalam proses pencarian.

“Alhamdulillah, meskipun sudah meninggal, yang penting Bapak ditemukan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,” ucap Nenok.

Reporter: Tiara Hanandianisa

Shares:

Related Posts