DaerahJawa Barat

DLH Karawang Kebut Target Zero Waste, Ubah Pola Pikir Penanganan Sampah dan TPS Terpadu Bakal Dibangun di Jalupang

Agus Muttaqin Kepala Bidang Kebersihan, Pengelolaan Sampah dan Limbah pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang

KARAWANG, JabarNet.com- Target penanganan sampah di Karawang ‘ Zero Waste ‘ artinya nol sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang rupanya bakal terealisasi.

Pasalnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang telah menggagas 2 program, yang pertama membuat skema dengan cara merubah pola pikir penanganan sampah, yang awalnya kumpul, buang, angkut kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jalupang, dan akan dirubah menjadi pola pikir kumpul, angkut, kemudian kelola.

Sebagai penunjang, rencananya DLH Karawang akan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di TPA jalupang, yang nantinya TPST tersebut akan menjadi tempat penampungan residu sampah, sampah yang sudah dipilah dari Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang telah dipersiapkan diawal tahun 2024.

” Jadi selama ini sampah dikumpulkan oleh warga, diangkut oleh kita dan dibuang ke TPA Jalupang, nah kalau sekarang tidak, tetapi dengan pola pikir kumpul, angkut, terus kelola, untuk kelola sampahnya disebar ke 23 TPS 3R dan 4 TPST yang sudah disiapkan di beberapa Kecamatan Kabupaten Karawang,” ungkap Agus Muttaqin Kepala Bidang Kebersihan, Pengelolaan Sampah dan Limbah pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang diwawancara dikantornya, rabu (16/10/2024).

Baca juga: Baru Jabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Iwan Ridwan Targetkan Zero Waste Nol Sampah di Karawang

Dengan harapan setelah dilakukan pengolahan tersebut maka akan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA Jalupang.

” Sehingga akan mengurangi beban TPA Jalupang,” katanya.

Kemudian terkait dengan rencana pembangunan TPST di TPA Jalupang diharapkan ada nilai tambah.

” nantinya akan ada budidaya magot sehingga dihasilkan nilai ekonomis bekerjasama dengan peternakan ayam dan ikan,”katanya.

” Dan sampah organiknya akan dikelola menjadi kompos, kompos yang dihasilkan akan kita coba bekerjasama dengan petani dan perkebunan,” tambahnya.

Menurut Agus, selain itu ada hal yang paling utama  proses pengolahan sampah RDF (Refuse Derived Fuel) yang dikerjasamakan dengan PT Indocement.

”  Kita ada 3 TPST yang saat ini sudah berjalan di Cirejag, di Jayakerta, dan di Mekarjati, yang di Cirejag dan di Mekarjati sedang ada penambahan kapasitas mesin, sehinga dari TPS itu bisa dimunculkan RDF, dan nanti di TPST di Balonggandu akan seperti itu, dan setelah dihasilkan RDF kita kirim ke PT Indocement sebagai penerima,” ucapnya.

” Kami sudah menjalin kerjasama dengan PT Indocement, kami sudah jalin komunikasi dan surat perjanjian sudah ditandatangani oleh Pak Bupati dan pimpinan PT Indocement, tinggal menunggu kapan kita bisa mulai mengirim RDF ke PT Indocemen, mudah-mudahan bisa berjalan ditahun 2025,” ungkapnya.

Perlu diketahui slot kebutuhan RDF yang diminta PT Indocemen itu 1 hari yaitu 2500 ton, sampai saat ini baru terisi 100 ton.  “Itupun dari 2 TPST Rorotan dan Cimahi, mudah-mudahan ditahun 2025 kita sudah bisa mengirim RDF ke PT Indocement,” kata Agus.

Dikatakan Agus, selain PT Indocement akan kerjasama dengan salahsatu Industri di Karawang yang membutuhkan Biomes dari sampah.

” Mereka membutuhkan untuk pembangkit listrik turbin,” imbuhnya.

Agus berharap dengan adanya 2 program yang digagas yaitu pembangunan TPST di Jalupang dan kerjasama dengan PT Indocemen bisa mengurangi kesulitan terhadap penanganan sampah.

Shares:

Related Posts