Karawang, – Memasuki musim hujan saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Karawang akan menganggarkan alat pendeteksi dini bahaya bencana (Alat early warning) Kini rencanya alat tersebut akan di anggarkan pada Triwulan kedua tahun ini
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Supriyatna mengatakan saat di temui diruangan kerjanya kepada kutipan.co.id selasa (22/1/19),” sesuai dengan kondisi yang ada di Karawang kadang sering terjadi banjir, dan banjir kita itu pada umumnya di sebabkan oleh banjir kiriman baik dari sungai Citarum, Cibeet maupun Ciherang Cilamaya, dan selama ini kita masih memanfaatkan alat early warning system yang diterapkan oleh Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur
Alat early warning system ini adalah alat pendeteksi bahaya bencana yang bisa memberikan peringatan-peringatan secara dini kepada semua masyarakat, pada saat ada deteksi darurat alat tersebut akan dengan sendirinya terdengar bunyi sirine atau warning tanda peringatan yang telah di sediakan dan akan terlihat di layar monitor televisi yang sudah tersembung, sehingga kita bisa mendeteksi pada saat tejadinya siaga 1 ataupun sebelum kondisi darut itu datang, pada saat itu kita bisa langsung memberikan informasi dengan kecamatan – kecamatan yang ada seputaran sungai citarum,” ungkapnya
Dalam keterangannya ia mengatakan,” Untuk tahun 2019 ini di Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Karawang sudah menganggarkannya pada penyerapan anggaran ditriwulan kedua, serta nantinya akan menerapkan sistem alat tersebut,
Untuk saat ini alat tersebut belum kita pasang, tapi bukan berarti dalam peringatan dini tidak ada, cuman saat ini kita masih mengandalka sistem informasinya ke (PJT II) Jatiluhur dan tentunya kita akan bekerjasama dengan mereka yang masih menjadi tolak ukur informasi tentang bahaya daruratnya bencana saat ini,” jelasnya
Alat early warning system rencanya akan di pasangn di lokasi aliran sungai Tanjung pura, karena kalau citarum di derah Tanjung pura Kedung Gede sudah mencapai angka11, di situ akan ada beberapa kecamatan yang sudah mulai terkena siaga 1, diantaranya, Telukjambe Barat, Karawang Barat, Rengasdengklok, Jayakerta, Tirtajaya, Batujaya dan Pakis jaya
Sedangkan kalau sungai cibeet itu tinggi, dan citarumnya dalam posisi rendah itu juga akan berdampak bagi Teluk Jambe Barat, terutama Karangligar, karena air cibeet akan naik dan membendung sungai citarum,” jelasnya
Ia juga mengatakan,” Untuk sungai cibeet apabila mencapai angka 17 siaga satu, angka 18 siaga dua, angka 19 siaga tiga, kemudian sungai citarum jika mencapai angka 11 siaga satu, angka 12 siaga dua, angka 13 siaga tiga, saat ini pihaknya masih menggunakan ukuran yang dipakai di Bendungan Barugbug
Ditempat yang sama, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Asep Wahyu mengtakan,” kalau banjir bandang untuk ukuran karawang kayanya sulit terjadi, akan tetapi bukan berarti tidak ada, kalau lihat kenyataan dilapangan pasti ada, contohnya model lokasi Cinta Wargi yang posisinya di bawah Gunung Bubut, disitu suka terjadi abrasi di kisaran pingir sungainya ada daerah perbukitan
Sedangkan, untuk Daerah Karangligar sendiri, saat ini sudah dilakukan pengkajian dari fakultas Institut Teknologi Bandung (ITB), selain daerahnya renda di sana juga dikabarkan tanahnya sedikit labil dan rawan akan adanya pergeseran tanah,” ungkapnya
Saat ini permasalahan yang ada di Karangligar sendiri, kita juga sudah mengajukan penangggulangannya baik ke BPBP Pusat ataupun sudang berkoordinasi dengan Kementrian PUPR dalam rangka mengatisipasi permasalahan yang ada disana,” pungkasnya(wan).