Karawang, JabarNet,com- Diduga kepala Kemenag Kabupaten Karawang H. Sopian ikut-ikutan politik praktis. Padahal sudah jelas Undang-undang tidak memperbolehkan PNS untuk ikut dalam politik.
Dugaan politik praktis Pilkada 2020 Kepala yang dilakukan Kemenag Karawang, H. Sopian saat ini mulai disorot publik. Bagaimana tidak, selain kedapatan pernah melakukan salam dua jari (salam dua periode) yang menjadi ciri khas calon incumbent Cellica Nurrachadiana, pimpinan tertinggi PNS di Kemenag ini juga kedapatan selalu mengkampanyekan nama Cellica Nurrachadiana dalam setiap kegiatan peresmian kampung santri yang dilakukannya.
Termasuk di peresmian kelima Kampung Santri Bojong di Desa Rengasdengklok pada Rabu (4/3/2020), H. Sopian tidak hanya menyampaikan sambutan mengenai target pembangunan kampung santri di setiap kecamatan.
Namun di akhir kalimat sambutannya, H. Sopian menutup pidatonya dengan sebuah pantun yang secara tidak langsung berbau mensosialisasikan Cellica Nurrachadiana kepada masyarakat yang hadir.
“Tanjungpura ke Batujaya, lewatnya Tunggakjati. Kegiatan keagamaan semakin jaya, sejak Teh Celli jadi bupati,” tutur H. Sopian, saat menutup pidatonya dengan kalimat pantun.
Kendati pujian yang disampaikan H. Sopian ini ditujukan kepada Cellica Nurrachadiana yang notabene sebagai Bupati Karawang, namun faktanya kalimat pantun yang disampaikan H. Sopian di publik ini mendapatkan sorotan dari para relawan rival Cellica Nurrachadiana di Pilkada, yaitu para relawan Kang Jimmy (H. Ahmad Zamakhsyari).
Salah satunya adalah Raja Merah (Relawan Ahmad Zamakhsyari Jalur Merah) yang sempat menyindir kalimat pantun H. Sopian dalam status media sosial facebook.
“Meuni acleng-aclengan etah PNS nu hayang berpolitik praktis, kade tijalikeuh mang (sampe loncat-loncatan itu PNS yang ingin berpolitik praktis, awas jangan sampai kena getahnya mang,” tulis status facebook @Raja Merah yang menyindir kalimat pantun pidato H. Sopian.
Dalam sindiran status facebook yang lain, Raja Merah juga menulis : “Oknum PNS nu ilu biung urusan politik praktis hayangeun virus CORONA mreun… (oknum PNS yang ikut campur urusan politik praktis sepertinya ingin terkena virus CONORA…),” sindir akun facebook @Raja Merah, dengan tambahan emot tertawa.
Di kesempatan berbeda, Ketua Umum GP Maskar (Gerakan Perubahan Masyarakat Karawang), Ritchie Freddy Suntara juga sangat menyesalkan sikap politik praktis yang menurutnya terlalu kentara ditunjukan oleh Kepala Kemenag Karawang ini. Terlebih ditegaskan Freddy, sebelumnya Kepala Kemenag, H. Sopian memang diisukan akan menjadi pendamping atau calon wakil bupati dari pencalonan Cellica Nurrachadiana di Pilkada 2020.
“Kalau soal kalimat pantun yang disampaikan H. Sopian sih mungkin masih bisa ambigu penafsirannya. Tapi kan sebelumnya ada foto beliau berfose salam dua periode dengan Cellica Nurrachadiana langsung. Foto ini jelas menunjukan sikap politik praktis H. Sopian untuk mendukung Cellica di Pilkada. Padahal beliau kan statusnya PNS,” tutur Freddy.
Padahal ditegaskan Freddy, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2004, tentang pembinaan jiwa korps dan kode etik Pegawai Negeri Sipil (PNS), setiap PNS dilarang melakukan perbuatan yang mengarah pada keberpihakan salah satu calon atau perbuatan yang mengindikasikan terlibat dalam politik praktis/berafiliasi dengan partai politik.
“Sikap kita yang sangat menyayangkan H. Sopian ini bukan berarti karena alasan kita sebagai Relawan Kang Jimmy. Tapi karena persoalan H. Sopian yang notabene merupakan PNS yang harus menjaga netralitas dalam setiap momentum politik apapun. Apalagi beliau ini pimpinan tertinggi Kemenag Karawang yang harus menjadi contoh buat bawahannya. Malu atuh Kang Haji sama bawahan,” sindir Freddy.
“Karena bagaimanapun juga proses demokrasi Pilkada Karawang harus berjalan dengan jujur dan adil. Jangan mentang-mentang Kepala Kemenag, terus bisa seenaknya saja di dalam menunjukan sikap politiknya. Kalau bukan PNS sih gak masalah. Kami GP Maskar minta Bawaslu Karawang untuk menindaklanjuti permasalahan ini,” tandas Freddy. (red)