KARAWANG, – Kota Pangkal Perjuangan saat ini sudah dikenal dengan salah satu kota Industri terbesar di Jawa Barat, Namun miris angka pengangguran pribuminya masih banyak di keluhkan di medsos, seolah menjadi masalah yang tidak bisa di pecahkan.
Kini masyarakat Kota Pangkal Perjuangan yang masih menganggur dikabarkan akan melakukan parade aksi pengangguran di HUT Karawang ke 386 tahun yang akan jatuh pada 14 September 2019 mendatang.
Mereka dikabarkan akan mengenakan pakaian putih dan celana hitam, layaknya orang yang sedang mencari pekerjaan.
Aksi yang digagas tokoh masyarakat Karawang, Nace Permana ini akan menuntut agar Pemkab Karawang segera menyelesaikan persoalan pengangguran. Karena menurutnya, pemimpin Karawang saat ini seolah tutup mata dengan persoalan pengangguran yang setiap harinya diteriakan masyarakat lewat media sosial.
“Masyarakat Karawang yang hari ini menjadi pengangguran akan ikut parade dengan baju layaknya seseorang yang sedang mencari pekerjaan, atau sebagai pelamar kerja. Dengan mengenakan baju putih celana hitam dengan membawa map cokelat,” tutur Nace Permana.
Ia mengatakan, parade penganguran dengan menyerahkan lamaran pekerjaan ke Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana di panggung kehormatan HUT Karawang ke 386 tahun ini merupakan bentuk kritikan, karena masih banyak putera-puteri daerah yang sulit mencari kerja.
Ditambahkan Nace, masyarakat Karawang saat ini betul-betul sangat merindukan sosok pemimpin yang mampu mengakomodir penganguran agar bisa bekerja.
“Kita akan melakukan parade dimana di panggung kehormatan menyerahkan lamaran kerja menitipkan kepada Bupati, itu tanggung jawab mereka,” katanya.
Ketua Lodaya ini juga menyindir, jika kinejra Balai Latihan Kerja (BLK) Disnakertrans Karawang tidak maksimal dalam menyalurkan para tenaga kerja asli Karawang ke perusahaan-perusahaan di kawasan industri.
Sehingga ditegaskan Nace, peranan BLK Karawang ini terkesan hanya melahirkan penganguran profesional asal Karawang. Terlebih, hanya kemasannya saja BLK, namun tidak mampu mengentaskan masalah penganguran.
“BLK itu hanya meningkatkan pengangguran yang berpengetahuan, sementara kalau sudah BLK-nya ada kemudian dilatih, setelah dilatih tidak disalurkan, sama saja menjadi pengangguran profesional,”sindir Nace(wan/red).