KARAWANG, – Dapat memelihara kota dengan tampilan cantik dan rapih, mungkin semua itu menjadi harapan yang di inginkan seluruh Pimpinan Daerah dimanapun.
Seperti halnya di Kabupaten Karawang, berharap dapat mempercantik tampilan muka kota, dengan membangun proyek tempat Pejalan Kaki (Pendestrian)/Trotoar, hingga menguras anggaran puluhan miliar, Namun hal itu hanyalah bualan semata.
Hasil pantauan kutipan.co.id Jumat(6/9) dilapangan, proyek trotoar tersebut masih dibiarkan rusak, padahal usia proyek tersebut belum genap satu tahun.
Menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas PUPR Karawang Rambudi mengatakan, kerusakan proyek trotoar disepanjang jalan Ahmad Yani menurutnya masih dalam masa pemeliharaan tanggung jawab pihak pemborong. Bila berakhir masa pemeliharaan, maka pihak dinas akan melakukan Final Hand Over (FHO) atau serah terima terakhir.
“Sampai saat ini proyek trotoar itu belum dilakukan FHO, jadi untuk proyek senilai 15 miliar tersebut, masa pemeliharaannya masih tanggung jawab pemborong, yang artinya ada uang jaminan 7 % yang belum di cairkan, sekitar 800 jutaan,”ungkap Rambudi.
Jika mengacu kepada aturan, Rambudi menjelaskan terhitung 126 hari (atau 6 bulan) masa perawatan pekerjaanan tersebut masih tanggung jawab pemborong. Namun, jika lebih dari 6 bulan, maka itu sudah harus di FHO kan oleh dinas.
“Tapi memang kalau di hitung dari penyelesaian sebenarnya pekerjaan itu sudah lebih dari 6 bulan. Namun, jika belum FHO memang masih tanggung jawab mereka (Pemborong).
Jika perbaikan itu masih dalam masa pertanggungan jawaban pihak pemborong. Akan tetapi, pihak pemborong tidak melakukan perbaikan, pihak dinas hanya bisa melakukan peneguran saja, tidak ada sangki apa- apa,”beber Rambudi.
Dikatakan Rambudi, bahan di proyek trotoar itu sudah sesuai spek, karena memang itu tidak direncanakan untuk di injak oleh kendaraan berat, itu di peruntukkan untuk pejalan kaki, dan sebetulnya permintaan Ibu Bupati tempat pendestrian atau trotoar itu akan di jadikan lahan hijau.
“kemarin-kemarin memang ada yang lepas dan retak, memang kita akui sekarang pun masih ada yang lepas dan retak, di kisaran wilayah kaki5 didepan hotel omega. Diwilayah itu kendaraan mobilnya naik terus ke atas trotoar, akhirnya proyek trotoar yang disana pecah terus, padahal bahan material itu sudah dilakukan penggantian selama 3 kali,”ulas Rambudi.
Lebih lanjut Rambudi mengatakan, menurutnya proyek trotoar disepanjang jalan Ahmad Yani tidak semuanya ancur, ada beberapa lokasi yang menurutnya tidak ada masalah, kemungkinan kemampuan para pelaksana (tukang) tidak semua memahami atau tidak semua memiliki keahlian sama, jadi yang lokasi ancur, kemungkinan pelaksananya tidak paham.
“memang trotoar itu ga semuanya ancur, karena itu kan yang bekerja ada 400 orang, kan ada tukang yang mungkin nakal, kan bisa saja, disini si pemborong juga mengakui. Kalau ada batu batu yang lepas, mungkin ya akibat tukangnya yang ga baik,”tandas Rambudi(red).