SUKABUMI – Meskipun Kota Sukabumi merupakan kota kecil namun banyak memiliki sejarah, yang konon bangunan – bangunan tempo dulu peninggalan belanda itu bisa dijadikan sebagai cagar budaya.
Namun tak dipungkiri, masih banyak peninggalan sejarah yang belum tergali. Salah satunya lorong bawah tanah (saluran air) peninggalan belanda yang dibangun persis di bawah kota Sukabumi.
Temuan lorong tersebut langsung, menjadi pusat perhatian Pemerintah Kota Sukabumi bersama para pelestari pecinta sejarah dan budaya untuk melakukan penelitian sejumlah lorong bawah tanah di Kota Sukabumi.
“bersama dengan tim, untuk melihat langsung kondisi lorong di bawah tanah. Dan ternyata luar biasa kalau kita hidupkan menjadi destinasi wisata sejarah sangat keren, ” Kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada awak media usai penelusuran lorong di dua titik yakni di daerah JL Brawijaya, dan JL. Arief Rahman Hakim sepanjang 200 meter. Sabtu kemarin
Namun demikian, Lanjut Orang nomor satu di Kota Sukabumi ini, perlu pengkajian dan analisa lebih dalam apakah lorong ini aman di jadikan lokasi wisata melihat kondisi saat ini lorong tersebut banyak terdapat sampah.
” Kita sedang melakukan penelitian dan pengkajian. Kelayakannya bagaimana makanya diterjunkan tim ahli,” tuturnya
Sementara berdasarkan data yang dihimpun Spelca Sukabumi, lorong serupa hanya ada di 5 kota di indonesia yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang dan Kota Sukabumi.
” kita harus bangga, tidak semua kota di indonesia mempunyai lorong seperti ini. Sukabumi salah satu kota yang mendapat referensi para arsitektur pada jaman kolonial belanda, untuk dibuatkan lorong” jelas Fery Ketua Tim Peneliti Spelca Bumi.
Menurutnya, kemungkinan Ada 27 titik terdiri dari lorong dan bunker peninggalan belanda di wilayah Kota sukabumi.
” kemungkinan masih banyak peninggalan sejarah bawah kota Sukabumi yg belum diketahui. Makanya butuh keseriusan, baik stake holder dan masyarakat untuk bisa menggali sejarah lebih dalam,” Pungkasnya.
Ekpedisi lorong bawah tanah ini juga, pernah dilakukan pihak pemkot Sukabumi melalui Bappeda pada Oktober hingga Desember 2017 lalu.
Ekspedisi dilakukan di Dua kecamatan yakni Gunung Puyuh sepanjang 38,82 meter ketingian 2 meter dan lebar 2,5 meter dengan bentuk inlet atau outlet bentuk roti.
Sementara Warudoyong di jalan Palabuhan II dengn panjang 43,96 meter tinggi 3.meter dan. Lebar 2,5 meter. Dalam ekpedisi ini, menunjukkan seluruhnya ada 20 titik lorong bawah tanah( Riew).