
KARAWANG, JabarNet.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang terus berupaya meningkatkan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) dari tingkat Madya ke Nindya.
Langkah ini ditempuh melalui evaluasi menyeluruh dan simulasi penilaian yang melibatkan berbagai sektor, mulai dari lembaga pemerintahan, swasta, perguruan tinggi hingga organisasi non-pemerintah.
Simulasi penilaian tersebut digelar pada Rabu (4/6) sebagai bagian dari persiapan menjelang evaluasi nasional yang dijadwalkan berlangsung pada 12 Juni mendatang.
“Simulasi ini bertujuan untuk mengukur kinerja kita selama ini dalam mendukung pencapaian KLA. Saat ini Karawang berada pada tingkat Madya, dan kita menargetkan untuk naik ke tingkat Nindya,” kata Ridwan Salam dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Karawang, usai kegiatan dilantai 3 kantor Bupati Karawang, rabu 4 Juni 2025.
Ridwan menjelaskan, terdapat 24 indikator dalam penilaian KLA yang harus dipenuhi. Indikator tersebut meliputi hak sipil anak, partisipasi anak dalam kebijakan publik, ketersediaan informasi layak anak, hingga keberadaan fasilitas ramah anak seperti sekolah dan rumah ibadah.
“Banyak indikator yang harus dipenuhi dan semuanya saling berkaitan. Karena itu, keterlibatan seluruh pihak, termasuk media, sangat penting dalam mendukung pencapaian ini,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa perluasan cakupan dan partisipasi lintas sektor menjadi kunci utama, terutama pada klaster pertama yang menitikberatkan pada pemenuhan hak sipil anak, seperti administrasi kependudukan.
“Target kita harus diperluas, tidak hanya satu instansi saja yang bergerak. Semua pemangku kepentingan harus terlibat aktif,” tegas Ridwan.
Sementaea itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Karawang, Wiwiek Krisnawati, menambahkan bahwa penilaian KLA tetap berlandaskan pada lima klaster dan 24 indikator, yang tersebar di seluruh perangkat daerah.
Adapun 5 klaster tersebut adalah :
-Klaster 1
Hak Sipil dan Kebebasan
-Klaster 2
Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif
-Klaster 3
Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan
-Klaster 4
Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang, dan Kegiatan Budaya
-Klaster 5
Perlindungan Khusus
Kemudian, 24 Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak yaitu :
1.Perda KLA
2.Terlembaga KLA
3.Keterlibatan masyarakat, dunia usaha dan media
4.Akta Kelahiran
5.Informasi Layak Anak
6.Partisifasi Anak
7.Perkawinan Anak
8.Lembaga konsultasi bagian orangtua dan keluarga.
9.Lembaga pengasuhan alternatif
10.PAUD-HI
11.Insfrastruktur ramah anak
12.Persalinan di Faskes
13.Prevalensi gizi
14.PMBA
15.Faskes dengan pelayanan ramah anak
16.Air minum dan sanitasi
17.KTR dan IPS rokok
18.Wajar 12 tahun
19.SRA
20.PKA
21.Korban kekerasan dan ekploitasi
22.Korban Fornografi dan situasi darurat
23.Penyandang disabilitas
24.ABH, Terorisme,Stigma
“Persiapan terus dilakukan oleh gugus tugas KLA menjelang evaluasi nasional nanti. Pengisian data dan dokumentasi dari semua perangkat daerah menjadi bagian penting dalam penilaian awal,” jelasnya.
Menurut Wiwiek, program-program yang menjadi fokus antara lain pembentukan sekolah ramah anak, rumah ibadah ramah anak, penyediaan ruang kreativitas, serta penyebarluasan informasi yang ramah anak.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pelibatan masyarakat dan dunia usaha sangat diperlukan dalam pemenuhan hak-hak anak,” ujarnya.
Terkait masih ditemukannya kasus kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah, Wiwiek menjelaskan bahwa sekolah ramah anak bukan hanya label, tetapi harus memenuhi indikator yang ketat. Jika ada sekolah yang tercatat sebagai sekolah ramah anak namun terjadi pelanggaran, maka evaluasi dan tindak lanjut akan dilakukan oleh instansi terkait.
“Setiap sekolah juga diwajibkan membentuk satgas perlindungan anak, untuk mencegah dan menangani kasus-kasus kekerasan. Ini adalah bagian dari upaya preventif yang menjadi fokus dalam program KLA,” tuturnya.
Wiwiek menegaskan, meski tidak semua kasus bisa dicegah, namun upaya sistematis melalui edukasi dan peningkatan kesadaran terus dilakukan agar angka kekerasan terhadap anak dapat ditekan.
“Kami optimistis, dengan kerja sama semua pihak, Karawang bisa meraih predikat Nindya. Ini adalah komitmen kami untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan ramah bagi tumbuh kembang anak-anak,” pungkasnya.