Jakarta, JabarNet.Com- Dianggap tidak ada dan sering tidak dilibatkan dalam pengambilan kebijakan seputar ketenagakerjaan gabungan serikat buruh KSPN, KSPSI, KSBSI, K-Sarbumusi dan lain-lain atau yang disebut Presidium SP/SB akan turun ke jalan melakukan demonstrasi besar-besaran.
Diprediksi jumlah anggota Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang akan ikut aksi sebanyak 2,5 juta pekerja dengan tuntutan untuk menegur Presiden Joko Widodo dan dilanjutkan mengawal Omnibus Law UU Cipta Lapangan Kerja.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) yang didaulat sebagai Sekretaris Jendral (Sekjen) Presidium SP/SB Indonesia Ristadi menyebut keberadaan SP/SB Indonesia dalam posisi antara ada dan tiada, dalam posisi ada karena SP/SB ada namanya, ada pengurus dan anggota serta ada eksistensinya, tapi oleh pemerintah dan dunia usaha seperti dianggap tidak ada.
“Karena jumlah anggota SP/SB tiap tahun semakin turun dan saat ini rasionya hanya sekitar 6% dari total buruh formal 57 juta atau sekitar 3,2 juta saja, ini sangat tidak representatif, apalagi jika dibanding dengan total rakyat bekerja sekitar 127 jutaan. Selain itu Pemerintah tahu bahwa perpecahan dan ribut sendiri mudah terjadi di internal SP/SB Indonesia, atas situasi ini Pemerintah beranggapan SP/SB Indonesia sudah semakin lemah kekuatanya,” ujarnya kepada awak media dalam rillisnya, Minggu (27/12/19).
Lebih lanjut Ristadi mengatakan, fakta SP/SB Indonesia dianggap tidak ada adalah SP/SB sering tidak dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan Ketenagakerjaan, bahkan dua kejadian terakhir saat presiden jokowi berjanji akan nerevisi PP 78 tahun 2015 tentang Pengupahan tidak kunjung datang.
“Dua pimpinan buruh bung Andi Gani dan bung Iqbal sampai bertemu jokowi untuk menyampaikan aspirasi pekerja, ternyata akhirnya pun tidak digubris pemerintah. Dan sekarang dalam proses omnibus law uu cipta lapang kerja, Menko Perekonomian sebagai tangan panjang Jokowi dalam pembahasan penyusunan Omnibus Law tersebut SP/SB Indonesia tidak ‘dilirik’ sama sekali. Ini semakin menegaskan bahwa SP/SB Indonesia seperti dianggap tidak ada oleh Pemerintah,” katanya.
Maka dari itu masih kata Ristandi menambahkan, situasi tersebut akan dijawab dengan bersiap mengerahkan kekuatan dan soliditas penuh Presidium SP/SB Indonesia yang beranggotakan 5 konfederasi serikat pekerja/serikat buruh terbesar di Indonesia yaitu KSPSI Yr, KSPSI AGN, KSBSI, K-Sarbumusi dan KSPN, yang beranggotakan 2,5 juta buruh tersebar diseluruh Propinsi Indonesia.
“Maka tidak ada pilihan lain, kami harus kerahkan seluruh anggota kami secara nasional sebanyak 2,5 juta pekerja/buruh aksi demonstrasi turun ke jalan di Jakarta dan di daerah masing-masing untuk menunjukan bahwa SP/SB Indonesia MASIH ADA dan masih solid sekaligus mengawal proses omnibus law UU Cipta Lapangan Kerja agar tidak mempermainkan nasib dan perlindungan pekerja buruh Indonesia,” tandasnya.(red)