DaerahJawa Barat

H.Sopian “Bapak Urang” dari Kemenag Karawang, Sosok di Balik Gerakan Moderasi, Ekonomi Keumatan, dan Khatmil Qur’an Massal

H.Sopian, Kepala Kantor Kemenag Karawang

KARAWANG, JabarNet.com – Di tengah dinamika masyarakat majemuk berbagai kelompok dengan perbedaan sosial, budaya, agama, dan bahasa, hadir sosok yang tak hanya memimpin secara administratif, tetapi juga memberi inspirasi lewat gerakan nyata.

Ia adalah H. Sopian, S.Pd.I., MSI., Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karawang, yang akrab dijuluki “Bapak Urang” oleh masyarakat.

Julukan tersebut bukan sekadar simbol kedekatan, tetapi cermin dari kiprahnya yang menyentuh banyak aspek kehidupan masyarakat. Di bawah kepemimpinannya, Kemenag Karawang tidak hanya menjadi institusi birokrasi, tetapi berubah menjadi pusat gerakan spiritual, sosial, dan ekologis yang hidup.

Moderasi Beragama sebagai Fondasi

Bagi H. Sopian, Indonesia yang majemuk hanya bisa berdiri kokoh di atas nilai-nilai moderasi. Itulah sebabnya, ia secara konsisten menggerakkan program penguatan moderasi beragama, baik melalui forum tokoh lintas agama, pelatihan penyuluh agama, hingga pendekatan ke sekolah dan pesantren.

“Moderasi bukan soal mengaburkan ajaran, tapi tentang bagaimana kita hadir membawa kesejukan, bukan kebencian,” ujarnya dalam satu kesempatan.

Ekonomi Keumatan yang Membumi

Tak berhenti pada aspek spiritual, H. Sopian melihat pentingnya membangun kemandirian umat. Ia menjadi penggerak ekonomi keumatan dengan mendorong pembentukan koperasi pesantren, pelatihan UMKM berbasis masjid, hingga penguatan zakat produktif.

Gerakan Silaturrahim Nasional (GSN) dan Penghijauan

Sebagai Ketua Gerakan Silaturrahim Nasional (GSN), ia memfasilitasi jaringan silaturahim lintas daerah untuk memperkuat kolaborasi keumatan. Di sisi lain, melalui Gerakan Penghijauan, ia juga menyuarakan pentingnya peran umat dalam menjaga lingkungan.

“Merawat bumi adalah bagian dari ibadah,” tegasnya.

Khatmil Qur’an 400 Kali Sebulan: Gerakan Spiritual Kolektif

Salah satu program monumental yang digagasnya adalah gerakan 400 kali khatmil Qur’an per bulan. Gerakan ini menjadi kekuatan spiritual yang melibatkan ribuan masyarakat Karawang dari berbagai latar belakang, menjadikan Karawang sebagai kota yang gemar mengkhatamkan Al-Qur’an secara berjamaah.

Asal-Usul Julukan “Bapak Urang”

Julukan “Bapak Urang” sendiri lahir secara spontan dari masyarakat. Dalam wawancara singkat, H. Sopian mengungkap asal muasal sebutan tersebut.

“Awalnya waktu saya sedang memberi sambutan di sebuah acara, tiba-tiba ada yang meneriaki, ‘Bapak Urang hidup!’” kenangnya sambil tertawa.

“Akhirnya jadi rame, dan setiap acara selalu diteriaki ‘Bapak Urang’. Masyarakat merasa saya bagian dari mereka, dan saya pun merasa terhormat dengan panggilan itu,” tutup H. Sopian dengan senyum tersimpul.

Lebih dari Sekadar Julukan

“Bapak Urang” bukan hanya sekadar panggilan akrab. Ia telah menjadi simbol kehadiran pemimpin yang tidak berjarak dengan masyarakatnya dan Bawahan atau para pegawai diperlakukan sebagai sahabat, pemimpin yang hadir, menginspirasi, dan menggerakkan perubahan nyata dari hati ke hati.

Shares:

Related Posts